Sunday, August 13, 2017

Pria dan Senyum Pasinya

Seorang pria dengan tertatih menjalani setiap hal yang terbebani ke dalam dirinya. Terkadang terlihat dalam rautnya senyuman yang dipaksa. Atau lawakan yang muncul untuk sekedar bisa tersenyum bersama. Tapi dia tetap tertatih

 Pria ini terus berjalan menyusuri ruang-ruang kehidupan. Bahwa kehidupan memang berat. Semua sudah tau itu. Dia bukan hanya tau, tapi  merasakannya. Pria ini tetap berjalan, dengan tertatih
Dengan perlahan, cinta yang dimilikinya tersebar. Tapi senyumnya tetap pasi. Aku melihatnya saudara. Aku ingin tau apa yang dirasakan di balik senyum itu. Apakah itu pahit? Atau itu perih? Atau itu indah?  Bisa jadi itu indah. Karena Allah akan memberikan ujian kepada hamba yang dicintaiNyaa. Bisa jadi Allah mencintai dia.
Mungkin diri ini akan bersyukur sedalam-dalamnya Karena bisa bertemu dengan dia. Dia menjadi teman setia. Bahkan di sempitnya waktu. Di dalam tekanan jiwa. Tapi aku melihatnya dia berusaha bertahan. Aku melihatnya.

Ingin aku berkata pada dunia. Bahwa dia adalah bukti bahwa ukhuwah itu ada. Dan memang cahaya ukhuwah itu masih bersinar terang. Bukan sekedar kata-kata indah di dalam buku. Apalagi sekedar syair yang terlantun.

Kuberikan sebuah sajak untuknya :

Pria dan senyum pasinya
Berjalan berharap bahwa senyum pasinya bisa terasa kepada sesama
Kau tetap bertahan sambil berdo’a
Masih ada hari esok yang akan tetap sedia
Dan akan membuktikan bahwa kau telah berjuang dan bertahan
Jalan ini terbentang
Memang bukan untuk orang yang tanpa masalah
Tapi dengan masalah kita dibesarkan
Dengan masalah kita tumbuh
Dengan masalah pribadi kita terukir
Maka aku tau tangisanmu seringkali tumpah, dalam kesendirian
Atau saat-saat kau tak bisa tertidur
Memikirkan segalanya
Tak masalah kawan
Jalan ini memang bukan untuk memanjakan kita

Maka aku berharap kepadaNya
Kau harus terus bertahan
Di jalan kita berada
Karena banyak yang menunggu kita
Tetaplah bertahan

Rawamangun, 13 Agustus 2017


0 comments:

Post a Comment