Thursday, September 29, 2016


Mendambakan sebuah ruangan yang hampa dengan tangisan merdu yang menjanjikan karuniaNya. Bahwa sejatinya hati ini merindukan kesaksian suci atas keberadaan yang menentramkan jiwa. Maka dimana aku bisa menemukan ruangan yang akan menjadikan hati ini tentram dan bisa merenung untuk apa aku hidup di dunia?

Aku menemukan ruangan itu. Bernama cinta. Sebuah tarikan lembut yang menjadikan angan-angan menjadi mimpi. Dan perlahan membuat  mimpi itu menjadi kenyataan. Dan kenyataan itu pun membahagiakan.

Aku menemukan ruangan itu. Ia bernama cinta. Yang dapat menghaluskan kerasnya hati. Yang dapat mempersatukan insan yang tersebar, bak daun berguguran. Yang bisa menjadikan hubungan menjadi indah dan mengindahkan.

Aku menemukan ruangan itu. Ia bernama cinta. Ditengah hiruk-pikuk dunia aku menemukannya. Kemudian akupun menarik napas agar bisa merasakan kemanisan dari ruangan cinta ini. Wangi yang menenangkan. Indah

Kenapa di dunia saat ini begitu sulit aku menemukan ruangan ini. Apakah dia sudah tidak digunakan? Hai cinta, mengapa kau begitu sulit ditemukan? Apakah manusia sudah tidak menggunakanmu? Apakah manusia sudah mencampakkanmu? Tapi aku bersyukur aku menjadi menusia yang bisa menemukannya.

Apakah cinta?

Kesedihan meliputiku saat  melihat ruangan itu. Namanya cinta. Banyak orang menggunakan namanya, tetapi tak banyak yang benar-benar menemukannya. Lihatlah manusia menggunakan nama cinta, hanya untuk mengumbar syahwatnya. Kejam, bak binatang liar yang sedang lapar.
Wahai cinta, mengapa kau tak memperbanyak dirimu sendiri agar bisa menjadi ruangan yang bisa ditempati oleh setiap orang. Agar ketentraman menjadi wajah dunia? Mengapa kau menjadi ruangan yang langka. Yang tak banyak orang yg bisa menemukanmu.
Inilah aku ada karena menemukanmu.

Aku menemukan ruangan itu. Namanya cinta. Merekah bak purnama dan tak ada yang bisa membatasi cahayanya.

Aku menemukan ruangan itu. Ia bernama cinta. Pintunya yang indah terus memanggil namaku untuk membukanya secepat mungkin

Aku menemukan ruangan itu. Iya cinta namanya. Aku berbangga karena bisa menemukannya. Karena cinta adalah barang langka.


Keharmonisan, ketentraman, penghambaan, kesetiaan. Semua terpatri dalam balutan cinta yang terikat kuat hingga tak ada yang bisa melepasnya lagi.

Monday, September 26, 2016


Ketika keterbalikan makna terjadi di segala tempat. Maka secara tak sadar akan banyak pergeseran nilai. Dan melahirkan kebiasaan-kebiasaan yang membuat arus kemanusiaan semakin terperangkap ke dalam jurang kehancuran.

Dikisahkan para wanita di zaman Rasulullah. Saat mereka mendapatkan perintah menutup kepalanya dengan hijab. Mereka segera mengambil kain apa saja yang bisa di gunakan. Kemudian dijadikan untuk menutup kepala mereka. Dengan indah dan menawan mereka bergerak dengan cepat untuk mengejar kemuliaan. Sehingga terlahirlah dari mereka para pahlawan yang gagah berani.

Mereka menikmati arahan islam agar mereka menjadi wanita yang mulia dan dimuliakan.

Tetapi saat ini makna telah di jungkir balikkan. Akhirnya entah muncul dari sudut mana. Muncul wacana bahwa kemuliaan itu mengekang mereka. Hingga mereka merasa terikat dan terbelunggu.

Pertanyaan terpenting akhirnya muncul. Apakah memang saat ini kemuliaan itu tak diinginkan?

Saat ada kebijakan yang muncul untuk memuliakan di abaikan. Dan merasa acuh dengannya. Maka silahkanlah kemuliaan itu di gadaikan dengan racun racun kebebasan dunia.

Silahkan semua menjauhi kemuliaan. Karena kemuliaan memang milik orang yang mau menjaga.

Silahkan semua menjauhi kemuliaan karena kemuliaan adalah kebanggan yang tak bisa di sematkan untuk semua orang.

Silahkan semua menjauhi kemuliaan karena kemuliaan adalah kebahagiaan yang tak akan di dapatkan semua orang.

Kembali kita bertanya. Apakah kalian tak ingin kemuliaan itu?
Hingga kejayaan bisa kembali pada kita.

Rawamangun, 26 September 2016

Saturday, September 24, 2016

Duduk berzikir menyaksikan penciptaan Nya. Semakin tersadar bahwasanya diri begitu kecil di hadapan kuasa Nya. Kemudian timbulah pertanyaan. Apakah manusia akan tersadar bahwa dunia ini buta dan membutakan. Bahkan senyum keikhlasan bisa melayang dan menjadi serbuan pencitraan. Atau sapaan mesra bisa menjadi ancaman sinis penghinaan.

Maka disinilah kita mengharapkan kekuatan iti berjalan dengan lembut. Merubah segala pandangan menjadi indah. Atau merubah paradigma yang rusak menjadi kepercayaan yang menghaluskan setiap insan. Kemudian bergerak dengan indah.. Dan perlahan berjalan perlahan dan menjadi terarah.

Mungkin kekuatan inilah yang menggerakkan Umar bin Khattab sehingga hatinya yang keruh dan penuh kebencian. Tiba tiba melunak. Yang tadinya keras kemudian mencair secara perlahan. Pedang yang ia genggam dengan kuat terlepas dengan kekuatanNya. Begitu pula hatinya menjadi tunduk pada Allah swt.

Begitu pula di suatu sore kita saksikan saat Hamzah pulang berburu. Perlahan merasuk lah kekuatan itu melalui sifat temperamen nya. Mendidih lah darah nya saat menyaksikan keponakan nya di hinakan. Maka sore itu bersaksilah ia bahwa cinta kepada Allah itu mengalir dengan indah. Udara-udara keislaman masuk ke rongga dadanya.

Inilah aliran kekuatan itu. Kekuatan penjagaan bahwa manusia adalah bukti bahwa kuasa Nya itu menjadi jalan jalan takdir perbaikan dunia. Entah melalui siapa. Bisa saja melalui orang orang yang akhirnya merubah arah kuasa peradaban manusia.

Maka inilah penantian panjang. Yang kita tak tau kapan berbuah hasil perjuangan.

Berharap kekuatan cinta ini akan terus mengalir menghiasi jalan jalan kita. 

24 September 2016

Wednesday, September 21, 2016

Kami adalah orang yang siap berjuang untuk meningkatkan apa yang ada di dalam diri kami. Baik dalam segi yang terdalam di dalam pemikiran kami. Yaitu pemahaman yang mendalam sedalam lautan yang tenang tetapi arus nya akan menghanyutkan.

Ketika dunia sudah kehilangan contoh yang ingin di ikuti. Kami akan siap menjadi oase di tengah terik nya dunia. Akan menjadi air yang segar di tengah kemarau. Akan menjadi pembersih di tengah polutan-polutan yang tersebar di tengah-tengah dunia.

Maka kami akan mempersembahkan akhlak terbaik untuk dunia dengan santun dan lemah lembut. Dan juga akan mempersembahkan wajah yang sangat berseri untuk memberikan senyuman bagi dunia. Karena dunia saat ini membutuhkan kesantunan, kelemahlembutan. Dan juga dunia membutuhkan senyuman untuk masa depan.

Maka kami juga akan berdo’a kepada Rabb pencipta untuk menjadikan kami menjadi orang-orang yang telah membakar diri kami dari sikap kesombongan. Sehingga kami bisa terbang dengan sikap ke tawadhuan. Sehingga kami mencintai siapapun yang masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan cintaNya. Dan melahirkan sikap agar memudahkan semua orang untuk menerima cahaya cinta dari Tuhannya. Memudahkan semua orang untuk dapat mengenal kebaikan, sehingga memberikan dampak yang indah dan mengindahkan.

Dan kami adalah pelayan bagi dunia. Karena harapan utama kami adalah untuk menjadi guru bagi dunia. Inilah tahap yang harus kami jalani. Menjadi pelayan bagi mereka. Walau mereka tertidur kami akan mengusakan agar tetap berjaga. Seandainya semua orang sudah kelelahan kami akan berusaha mencari suplemen agar bisa terus bergerak. Melahirkan senyuman bagi dunia itu sudah cukup bagi kami.

Maka akan kami persembahkan kesabaran yang meluas dari dalam hati kami sehingga kami meminta kepada Sang Pencipta agar di cabut rasa sempit di dalam hati kami. Meminta kelapangan yang mendalam.

 “Bukankah telah kami lapangkan hatimu, wahai Muhammad?”