Wednesday, December 28, 2016

"Where is the love?"
-Black Eyed Peas

Jadi apa yang harus kita lakukan untuk menjawabnya?

Mereka berkata bahwa mereka adalah yang paling benar. Dengan menguatkan segalanya dengan apa yang dimiliki nya. Entah untuk apa itu semua.

Apakah untuk eksistensi?
Atau untuk mempertahankan nama baik?

Entahlah..

Itulah kita semua yang hanya mengharapkan sesuatu yang dangkal tak berarti. Sedangkan hal besar sedang menanti. Kita bertarung untuk hal-hal yang tak berguna lagi sempit hina-dina.

Apalah arti popularitas.
Apalah arti eksistensi

Tak ada artinya apabila ini semua tak ada tujuan untuk menuju perbaikan.

Inilah kita. Seringkali menggadaikan cinta untuk mengejar hasrat pribadi yang tak ada harganya.

Inilah kita.
Yang masih jauh dari kebangkitan.
Ya, karena memang kita yang menjauhkan nya.

Thursday, October 27, 2016

"Aku tidak peduli", begitu kata mereka

Memang malam lebih mencintai bintang
Dan siang juga pasti mencintai mentari

Aku tau itu

Aku melihat siang menampakkan dirinya karena petuah sang Pencipta

Malampun menutupi karena arahan Sang Pencipta

Maka mereka semua bekerja atas visi yang sama
Mereka memiliki kesadaran yang sama
Mereka memiliki cinta yang sama
Mereka memiliki harapan yang sama
Meski tak pernah bersua

Bagaimana dengan mereka?
Aku kembali mendengar
"Aku tak peduli"

Mungkin ini sebab mengapa kita tak mendapatkan takdir untuk bangkit

Karena memang
Cinta kita
Mimpi kita
Harapan kita
Semua busuk menyengat

Semua bergerak atas keegoisan
Kehendak, karya menjadi sia-sia

Maka pada bangsa aku berkata
Bisakah kau menyatukan kita atas cinta yang sama?

- UNJ, 27 Oktober 2016

Wednesday, October 26, 2016

Berkisah tentang seorang wanita yang berjalan dalam sehari
Berjalan dengan pengharapan bahwa hari akan berganti setelahnya
Dia bergerak di antara Rabu dan Kamis
Bernafas diantara detik detik
Jantungnya berdetak diantara sepersekian detik 

Gadis Rabu-Kamis tersenyum dengan getir
Dia tetap bertahan diantara kejamnya Rabu dan mencekiknya Kamis
Dia tetap bertahan dengan Rabu penuh luka dan kamis yang menyesakkan
Dia tetap bertahan diantara keduanya
Menunggu apakah semua ini akan indah pada waktunya 

Gadis Rabu-Kamis tetap membersamai setiap cinta yang telah terukir
Walaupun sajak-sajak tak selalu berpihak padanya
Gadis Rabu-Kamis berlari perlahan menjauh
Hingga tak mampu aku mencapainya
Semoga hari rabu dan hari kamis mampu berdo'a untuknya 

- Rawamangun, 26 Oktober 2016

Tuesday, October 25, 2016


Aku bernapas diantara kata kata yang terlarut di dalam udara

Mereka beranggapan bahwa lirik lirik yang kami utarakan adalah lirik yang keji

Padahal kami hanya bersuara menurut undang-undang yang disediakan oleh negara

Mungkin kita dihinakan oleh dunia yang entah berapa kali mencaci maki

Yaaa.

Hanya ini yang kami berikan untuk jeritan-jeritan yang kami dengar di malam hari yang gelap

Tak banyak penerangan yang bisa dilihat di malam yang kelam

Mungkin karena ini malam, sebab itulah suara mereka tak di dengar

Di banding dengan orang-orang yang akan semakin kaya karena pembangunan di tujukan untuk mereka

Mungkin karena ini malam, sebab itulah mereka tak di sadari

Karena yang mendengar mungkin sudah terlelap karena sibuk melayani pemilik saham ketika siang hari

Kemudian mereka hanya berkata
"Kami hanyalah alas kaki"

Kemudian kami menyadari karena kami masih terbangun di malam hari

Dan kami berkata apa yang mereka katakan

Dan kita tau akhirnya

Kami melahirkan lirik-lirik keji

- Jl. Perhubungan, Jakarta Timur
25 Oktober 2016


Dunia tercipta diantara batas batas Maya dan realita.
Maka aku bercerita kepada dunia dengan kata kata yang ingin di mengerti oleh semua.
Tak harus membuat mereka semua meningkatkan amarah.
Minimal menghidupkan nurani nurani kita yang sudah hampir mati.

Kamu bercerita tentang tawa mu
Kalian bercerita tentang harapan kalian
Kita semua bercerita tentang kebahagiaan

Sedangkan dia ataupun mereka masih termenung dengan sedih diantara harapan harapan mereka yang terkubur

Masih adapula yang tertelan dengan mimpi mimpi mereka yang tak kunjung memperlihatkan napasnya

Maka kepada siapa kita menuntut kebahagiaan yang sebenarnya?

Akhirnya Dia bercerita kepada kita melalui kalamNya

Bahwa kebahagiaan terletak diantara jari jemari perjuangan
Ternyata kebahagiaan terletak diantara tangisan-tangisan yang terukir
Ternyata kebahagiaan muncul diantara sesak napas

Itu semua ternyata bersembunyi diantara sebuah kata yang menyebabkan Tuhan menarik kita ke dalam Syurga Nya

Bahasa kita mengatakan komitmen
Agama berkata Istiqomah

Ternyata di balik kata inilah kebahagiaan itu tersimpan

Semoga tangisan
Semoga keringat
Semoga darah
Semoga rasa sakit
Semoga sesak yang tak tertahan
Semoga resah yang tak bertepi karena banyak hal yang tak bisa di selesaikan

Bisa menyebabkan kita dan semuanya berakhir di tempat yang mulia

Dan bertemu dengan Sang Pencipta

Adakah kita masih bertanya tentang cibiran dia yang disana?

Bukan mendengarkan Firman Nya?


Rawamangun, Masjid Ulul Albab 25 okt 2016

Monday, October 10, 2016


"Nanti akan ada sebuah kondisi dimana kemarau berkepanjangan dan semua orang kesulitan untuk makan. Hingga saking sulitnya masa itu sehari diibaratkan setahun. Hingga muncul pertanyaan darimana mereka bisa bertahan? Mereka bertahan dengan Tasbih dan Tahmid"

Kami menyebutnya generasi Tasbih dan Tahmid. Generasi ini nanti akan tercipta di saat saat akhir peradaban.

Kemudian yang menjadi pertanyaan bagaimana mereka bisa menjadi orang-orang itu. Kita bisa mengetahui bahwa keimanan bukanlah sesuatu yang bisa dipersembahkan secara tiba-tiba. Pasti keimanan yang terlahir dari sikap mereka adalah dampak dari latihan yang panjang. Proses pendidikan yang mendalam. Sikap mereka itu pastinya bukan hanya tercipta karena paksaan keadaan.
Tetapi itu memang tentang keimanan yang bicara. Tentang jiwa jiwa yang terbebas dari hawa nafsu. Sehingga terwujudlah pribadi-pribadi yang hawa nafsunya bisa mereka injak dibawah kaki mereka sendiri.

Maka entah siapa generasi ini. Generasi akhir zaman. Dimana keimanan dunia bergantung pada mereka. Dimana cinta pada Rabb dipertaruhkan pada generasi mereka.

Inilah mereka generasi Tasbih dan Tahmid.

Entah siapa mereka. Entah kapan mereka akan tiba. Entah mereka telah terlahir atau belum. Entah mereka sedang di didik atau bagaimana. Entah kapan mereka akan memperlihatkan dirinya.

Dan pasti mereka akan membuat indah catatan sejarah. Karena keimanan mereka.

Siapakah mereka?



Saturday, October 8, 2016


Sepertinya aku sudah lama tenggelam di dalam dunia yang sudah kubuat
Aku baru sadar bahwa aku berada di dunia tempat para penghujat
Dan juga tempat para penyemir sepatu yang menjilat
Atau tempat dimana berkumpulnya para penjahat

Mungkin sangat jelas  terihat
Dimana orang-orang yang terlihat berbuat
Itu hanya untuk menginjak-injak yang lain dan menghinakan oknum yang ingin mereka buat sebagai para penjahat
Ada juga para bangsat
Atau orang-orang yang ingin di anggap terlaknat
Ada juga senyuman senyuman para keparat
Yang menghiasi semua tempat
Memang bangsat para keparat

Aku juga melihat para anjing yang berkata ibarat manusia
Atau manusia yang terlihat seperti anjing yang menganga?
Ada juga iblis iblis yang sibuk dengan proyek proyek akbar mereka



Aku baru sadar bahwa dunia ini bukan tempat orang yang mencari makna yang hakiki
Apalagi sibuk berfilosofi
Semua orang hanya sibuk mencari harga diri
Padahal tak sadar mereka menginjak harga diri manusia yang tak mampu berdiri


Ohhh diri ini
Aku benar benar baru tercerahi
Tak mungkin meminta orang lain akan mengerti
Dan juga benar benar peduli
Apalagi berharap dikasihani


Memang layak dikatakan babi
Karena sudah tak peduli lagi lumpur atau tanah yang suci

Entah apa yang sebenarnya yang terjadi
Aku masih berharap diri inilah yang salah mengerti

Tolong ajarkanlah tentang negeri ini

Ciangsana, 8 Okteber 2016


Thursday, October 6, 2016



“Ku pandangi langit maka kutemukan jalan untuk mengenal Mu
Ku pandangi lautan maka kutemukan jalan untuk mengenalmu
Aku amati kesempurnaan tubuhku kutemukan kuasa Mu
Kualihkan pandanganku ke segala penjuru maka kutemukan banyak jalan untuk mengenalMu
Maka firman Mu  menjadi saksi perjalanan ku dalam pencarian untuk mengenal Mu
Maka hatiku menjadi saksi bahwa aku telah membuka nya seluas-luasnya untuk menerima kebenaran” 


**
Daya upaya Salman Al- Farisi pun tercuat di dalam pikiranku. Bahwa hidayah tak ditemukan berserak di jalan. Tetapi harus diperjuangkan. Perjalanan dari Persia bukanlah perjalanan yang dekat. Merasakan menjadi budak pun telah dirasakan olehnya. Itulah perjalanan pencarian kebenaran. Kegemilangan dunia ditinggalkannya untuk mencari dimana kah Tuhan sebenarnya.
Persia dan madinah adalah jarak yang harus dia tempuh karena telah membuka hatinya untuk mengenal siapa penciptanya. Dijadikan budak adalah pilihan yang harus dia terima untuk menempuh jalan untuk mengenal siapa sang pencipta.
Akhirnya Muhammad  yang mendatanginya membawa hidayah padanya. Melihat ciri-ciri kenabian yang ada pada manusia yang datang ke madinah itu membuatnya langsung beriman tanpa menunggu waktu. Dan tanpa ragu.
Itulah jalan para pencari kebenaran. Itulah jalan untuk mencapai fitrah kita sebagai manusia. Itulah jalan para pecinta.


**

Wahai para pencari hidayah bukalah hatimu untuk mengenalnya. Dan benarkan dengan hatimu yang terdalam maka akan kau temukan di islam itu semua ada. Sebermula dari hati yang bersih dan terbuka untuk menerima kebenaran. Dan hati membenarkannya. Dan beriman pada akhirnya. Hingga iman itu menancap dalam ke dalam hati sehingga status terus meningkat hingga mencapai ketakwaan. Semoga para pencari hidayah diistiqomahkan.

Wednesday, October 5, 2016


Aku menyaksikan dengan jelas parade bisu itu terlewat di hadapan peradaban manusia
Parade bisu itu melantangkan dengan kuat bahwa mereka ada di tengah manusia
Dengan semangat yang berkobar

Peradaban kemanusiaan yang telkahir terus bergulir
Mempersiapkan banyak hal
Tak akan tau apa yang akan  terjadi setelah ini
Parade bisu tadi berkembang semakin pesat dan semakin pesat
Tetapi mereka masih bisu
Tak perlu hingar bingar

Dengan sandaran yang kuat mereka bergerak
Dengan panji yang kokoh berkibar diantara mereka

Kemudian aku melihat mereka berjalan dengan gagah
Dan dengan bangga mereka menyusuri peradaban dan tak mati

Mereka kuat dan sangat kuat hingga duri duri yang mereka injak tak mengindahkan mereka terus berjalan

Terkadang arus begitu kuat
Tetapi langkah mereka tak pernah berhenti

Parade bisu itu terus menyusuri peradaban
Entah sampai kapan ini usai

Tak ada yang paham
 Dalam pikiran mereka, “Yang penting mereka terus berjalan”

Dan tak akan mati


Pilihan nya hanya peradaban ini usai atau tidak

Monday, October 3, 2016



Saat membuka buka album lama yang sudah usang. ternyata menemukan sebuah foto yang cukup fenomenal pada zamannya. ya mungkin ini saya. Beberapa kali saya memandangi berulang-ulang. Apakah benar-benar saya? Ternyata benar apa adanya.

Dilihat dari ekspresi nya. Mungkin terlihat bahagia. kemudian coba saya mengingat kembali ke masa masa itu. Ternyata tak begitu banyak momen bahagia yang tersimpan di dalam memori.

Kemudian saya berpikir sejenak. 

Ternyata kebahagiaan di dapat bukan karena mendapatkan sesuatu. Kebahagiaan itu ada di tengah-tengah perjuangan. Untuk sesaat memberikan angin-angin kesegaran. Agar kita kembali lagi untuk melangkah.





Sunday, October 2, 2016



Sampai kapanpun kau tak akan bisa membuat semua manusia menyukaimu.

Daripada sibuk membuat manusia menyukaimu lebih baik sibuk berbuat agar Allah menyukaimu.

Saturday, October 1, 2016



"Maka shalat lebih baik daripada tidur"

Terdengar sayup-sayup tetapi tegas Allah memanggil hambaNya

Udara dingin bercampur dengan air wudhu memberikan sapaan yang menawan

Shalat sunnah fajar membangunkan
jiwa jiwa manusia dan memberikan tenaga

Kemudian Allah memberikan karunia, waktu-waktu yang apabila berdo'a akan dikabulkan

Disisi lain masih ada yang tertidur dengan lelap

Jiwa jiwa mereka menangis karena tak mendapatkan haknya

Tangisan mendalam para jiwa jiwa ahli maksiat terdengar sungguh sangat menyakitkan

Sungguh di balik kesulitan terdapat kemudahan

Masjid Nurul Irfaan, UNJ
1 Okt 2016


Thursday, September 29, 2016


Mendambakan sebuah ruangan yang hampa dengan tangisan merdu yang menjanjikan karuniaNya. Bahwa sejatinya hati ini merindukan kesaksian suci atas keberadaan yang menentramkan jiwa. Maka dimana aku bisa menemukan ruangan yang akan menjadikan hati ini tentram dan bisa merenung untuk apa aku hidup di dunia?

Aku menemukan ruangan itu. Bernama cinta. Sebuah tarikan lembut yang menjadikan angan-angan menjadi mimpi. Dan perlahan membuat  mimpi itu menjadi kenyataan. Dan kenyataan itu pun membahagiakan.

Aku menemukan ruangan itu. Ia bernama cinta. Yang dapat menghaluskan kerasnya hati. Yang dapat mempersatukan insan yang tersebar, bak daun berguguran. Yang bisa menjadikan hubungan menjadi indah dan mengindahkan.

Aku menemukan ruangan itu. Ia bernama cinta. Ditengah hiruk-pikuk dunia aku menemukannya. Kemudian akupun menarik napas agar bisa merasakan kemanisan dari ruangan cinta ini. Wangi yang menenangkan. Indah

Kenapa di dunia saat ini begitu sulit aku menemukan ruangan ini. Apakah dia sudah tidak digunakan? Hai cinta, mengapa kau begitu sulit ditemukan? Apakah manusia sudah tidak menggunakanmu? Apakah manusia sudah mencampakkanmu? Tapi aku bersyukur aku menjadi menusia yang bisa menemukannya.

Apakah cinta?

Kesedihan meliputiku saat  melihat ruangan itu. Namanya cinta. Banyak orang menggunakan namanya, tetapi tak banyak yang benar-benar menemukannya. Lihatlah manusia menggunakan nama cinta, hanya untuk mengumbar syahwatnya. Kejam, bak binatang liar yang sedang lapar.
Wahai cinta, mengapa kau tak memperbanyak dirimu sendiri agar bisa menjadi ruangan yang bisa ditempati oleh setiap orang. Agar ketentraman menjadi wajah dunia? Mengapa kau menjadi ruangan yang langka. Yang tak banyak orang yg bisa menemukanmu.
Inilah aku ada karena menemukanmu.

Aku menemukan ruangan itu. Namanya cinta. Merekah bak purnama dan tak ada yang bisa membatasi cahayanya.

Aku menemukan ruangan itu. Ia bernama cinta. Pintunya yang indah terus memanggil namaku untuk membukanya secepat mungkin

Aku menemukan ruangan itu. Iya cinta namanya. Aku berbangga karena bisa menemukannya. Karena cinta adalah barang langka.


Keharmonisan, ketentraman, penghambaan, kesetiaan. Semua terpatri dalam balutan cinta yang terikat kuat hingga tak ada yang bisa melepasnya lagi.

Monday, September 26, 2016


Ketika keterbalikan makna terjadi di segala tempat. Maka secara tak sadar akan banyak pergeseran nilai. Dan melahirkan kebiasaan-kebiasaan yang membuat arus kemanusiaan semakin terperangkap ke dalam jurang kehancuran.

Dikisahkan para wanita di zaman Rasulullah. Saat mereka mendapatkan perintah menutup kepalanya dengan hijab. Mereka segera mengambil kain apa saja yang bisa di gunakan. Kemudian dijadikan untuk menutup kepala mereka. Dengan indah dan menawan mereka bergerak dengan cepat untuk mengejar kemuliaan. Sehingga terlahirlah dari mereka para pahlawan yang gagah berani.

Mereka menikmati arahan islam agar mereka menjadi wanita yang mulia dan dimuliakan.

Tetapi saat ini makna telah di jungkir balikkan. Akhirnya entah muncul dari sudut mana. Muncul wacana bahwa kemuliaan itu mengekang mereka. Hingga mereka merasa terikat dan terbelunggu.

Pertanyaan terpenting akhirnya muncul. Apakah memang saat ini kemuliaan itu tak diinginkan?

Saat ada kebijakan yang muncul untuk memuliakan di abaikan. Dan merasa acuh dengannya. Maka silahkanlah kemuliaan itu di gadaikan dengan racun racun kebebasan dunia.

Silahkan semua menjauhi kemuliaan. Karena kemuliaan memang milik orang yang mau menjaga.

Silahkan semua menjauhi kemuliaan karena kemuliaan adalah kebanggan yang tak bisa di sematkan untuk semua orang.

Silahkan semua menjauhi kemuliaan karena kemuliaan adalah kebahagiaan yang tak akan di dapatkan semua orang.

Kembali kita bertanya. Apakah kalian tak ingin kemuliaan itu?
Hingga kejayaan bisa kembali pada kita.

Rawamangun, 26 September 2016

Saturday, September 24, 2016

Duduk berzikir menyaksikan penciptaan Nya. Semakin tersadar bahwasanya diri begitu kecil di hadapan kuasa Nya. Kemudian timbulah pertanyaan. Apakah manusia akan tersadar bahwa dunia ini buta dan membutakan. Bahkan senyum keikhlasan bisa melayang dan menjadi serbuan pencitraan. Atau sapaan mesra bisa menjadi ancaman sinis penghinaan.

Maka disinilah kita mengharapkan kekuatan iti berjalan dengan lembut. Merubah segala pandangan menjadi indah. Atau merubah paradigma yang rusak menjadi kepercayaan yang menghaluskan setiap insan. Kemudian bergerak dengan indah.. Dan perlahan berjalan perlahan dan menjadi terarah.

Mungkin kekuatan inilah yang menggerakkan Umar bin Khattab sehingga hatinya yang keruh dan penuh kebencian. Tiba tiba melunak. Yang tadinya keras kemudian mencair secara perlahan. Pedang yang ia genggam dengan kuat terlepas dengan kekuatanNya. Begitu pula hatinya menjadi tunduk pada Allah swt.

Begitu pula di suatu sore kita saksikan saat Hamzah pulang berburu. Perlahan merasuk lah kekuatan itu melalui sifat temperamen nya. Mendidih lah darah nya saat menyaksikan keponakan nya di hinakan. Maka sore itu bersaksilah ia bahwa cinta kepada Allah itu mengalir dengan indah. Udara-udara keislaman masuk ke rongga dadanya.

Inilah aliran kekuatan itu. Kekuatan penjagaan bahwa manusia adalah bukti bahwa kuasa Nya itu menjadi jalan jalan takdir perbaikan dunia. Entah melalui siapa. Bisa saja melalui orang orang yang akhirnya merubah arah kuasa peradaban manusia.

Maka inilah penantian panjang. Yang kita tak tau kapan berbuah hasil perjuangan.

Berharap kekuatan cinta ini akan terus mengalir menghiasi jalan jalan kita. 

24 September 2016

Wednesday, September 21, 2016

Kami adalah orang yang siap berjuang untuk meningkatkan apa yang ada di dalam diri kami. Baik dalam segi yang terdalam di dalam pemikiran kami. Yaitu pemahaman yang mendalam sedalam lautan yang tenang tetapi arus nya akan menghanyutkan.

Ketika dunia sudah kehilangan contoh yang ingin di ikuti. Kami akan siap menjadi oase di tengah terik nya dunia. Akan menjadi air yang segar di tengah kemarau. Akan menjadi pembersih di tengah polutan-polutan yang tersebar di tengah-tengah dunia.

Maka kami akan mempersembahkan akhlak terbaik untuk dunia dengan santun dan lemah lembut. Dan juga akan mempersembahkan wajah yang sangat berseri untuk memberikan senyuman bagi dunia. Karena dunia saat ini membutuhkan kesantunan, kelemahlembutan. Dan juga dunia membutuhkan senyuman untuk masa depan.

Maka kami juga akan berdo’a kepada Rabb pencipta untuk menjadikan kami menjadi orang-orang yang telah membakar diri kami dari sikap kesombongan. Sehingga kami bisa terbang dengan sikap ke tawadhuan. Sehingga kami mencintai siapapun yang masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan cintaNya. Dan melahirkan sikap agar memudahkan semua orang untuk menerima cahaya cinta dari Tuhannya. Memudahkan semua orang untuk dapat mengenal kebaikan, sehingga memberikan dampak yang indah dan mengindahkan.

Dan kami adalah pelayan bagi dunia. Karena harapan utama kami adalah untuk menjadi guru bagi dunia. Inilah tahap yang harus kami jalani. Menjadi pelayan bagi mereka. Walau mereka tertidur kami akan mengusakan agar tetap berjaga. Seandainya semua orang sudah kelelahan kami akan berusaha mencari suplemen agar bisa terus bergerak. Melahirkan senyuman bagi dunia itu sudah cukup bagi kami.

Maka akan kami persembahkan kesabaran yang meluas dari dalam hati kami sehingga kami meminta kepada Sang Pencipta agar di cabut rasa sempit di dalam hati kami. Meminta kelapangan yang mendalam.

 “Bukankah telah kami lapangkan hatimu, wahai Muhammad?”




Tuesday, August 9, 2016

Banyak yang berkata apabila ingin melakukan perubahan maka harus ada kegelisahan yang mendalam di dalam hati

Hingga kegelisahan itu membersamai hingga merasakan sangat sesak

Sehingga pemilik kegelisahan itu pun bergerak mencari kenyamanan

Tetapi tampaknya kini sangat sedikit yang gelisah

Apakah keadaan memang sudah membaik, atau…

Yahh. Kami sudah terburu-buru menikmati ini semua

Kami terlanjur merasa nyaman dengan semua ini

Yaa kami sudah tak merasa gelisah lagi

Makanya perubahan tak kunjung kembali

Yaa kami sudah tak merasa gelisah lagi


 

Friday, June 24, 2016




“Jangan menghidupi diri sendiri karena hidup bukan hanya hak yang hanya dimiliki oleh diri kita sendiri. Itu yang saya pelajari di dalam kehidupan ini.”


Kehidupan ini begitu berarti. Definisi hidup menurut masing-masing insan sangat berarti. Intinya semuanya ingin hidup. Dalam kondisi apapun. Bahkan prang yang ingin bunuh diri pun sebenarnya ingin hidup. Tarikan nafas itu menjadi sangat menarik apabila kita rasakan. Di dalamnya mengandung seribu makna dari kehidupan itu sendiri.

Kemudian kehidupan ini menjadi tak menarik hanya untuk diri sendiri. Manusia begitu banyak. Dan begitu banyak pula yang perlu diperbaiki. Maka janganlah kita hanya menghidupi diri ini.
Andaikan semua hanya sibuk dengan dirinya. Maka tak akan kehidupan dalam makna yang sebenarnya. Semua hanya di isi dengan kepentingan yang tak berarti.

Tak ada asa disana..
Tak ada cinta disana..
Tak ada perasaan disana..
Tak ada saling memahami disana..
Tak ada persaudaraan yang sejati disana..
Tak ada pengorbanan disana..
Tak ada tangisan haru disana..

Maka hidupilah dunia ini dengan kehidupan yang bermakna. Dengan apapun yang kita punya. Tak harus sempurna

-          Miqdad Ramadhan

Wednesday, June 22, 2016

“Maka kita semua menanti Pemuda dengan semangat yang membara. Dan berusaha realisasikan dalam diri kita Kalau memang bukan kita. Paling tidak kita pernah berjuang”

                Pelatihan Mahasiswa tingkat Universitas di Universitas Negeri Jakarta yang biasa dikenal dengan PKMUNJ pada tahun ini mengambil tema Pemuda yang di Rindukan Bangsa. Maka panitia PKMUNJ 2016 dengan percaya diri mengambil tema ini. Dan mari kita menanti pemuda ini dengan penuh cinta.

                Cinta adalah kata kerja. Bukan kata pasif. Ini bukanlah penantian yang dilakukan tanpa usaha. Dengan ini maka mahasiswa UNJ dengan bangga menanti “dia” dengan penuh semangat yang membara. Salah satu perwujudan nya adalah dengan PKMUNJ 2016 ini. Baik sebagai panitia maupun sebagai peserta.

~Pada PKMUNJ part 1 hari pertama panitia mengambil sebuah tema diskusi yaitu “Manajemen isu & opini publik”. Ini adalah sebuah materi yang membuka mata bahwa kita memang harus bergerak. Kenapa? Hal ini akan diajawab oleh pembicara yan merupakan mantan ketua BEM UI M. Tri Andika. Spiral of silence. Ini adalah salah satu istilah yang disampaikan oleh pembicara. Sebuah fenomena dimana keadaaan minoritas sebuah argumentasi yang akhirnya terdiam.

                Melihat keadaan media yang ada di Indonesia saat ini maka jangan sampai sebuah kebenaran sampai terdiam. Dan kita sebagai mahasiswa yang memiliki idealisme adalah instrumen yang paling bertanggung jawab agar kebenaran terus bersuara. Tidak terdiam!

~Pada PKMUNJ part 1 hari kedua panitia mengambil tema diskusi yaitu “ Rekayasa Sosial” dengan mengundang seorang pembicara yang kerap muncul di media sosial kita, Jonru Ginting. Pembicara menyampaikan bahwa untuk berpengaruh tak perlu menunggu kita memiliki jabatan.

Tak bisa kita pungkiri untuk merekayasa sosial perlu memiliki softskill dan instumen lain baik lewat tulisan-tulisan, ide-ide atau memang perlu menjadi penguasa. Maka sebagai mahasiswa yang sedang menunggu sosok yang dirindukan adalah peran yang luar biasa yang menjadikan sosial yang ada di Indonesia menjadi lebih baik.

~Pada PKMUNJ part 1 hari ketiga, mengundang  Mosses Caesar Assa, S.Pd, M.Sc. Di awali dengan menonton film Pearl Harbour. Karena di dalam film ini bisa kita lihat gerakan-gerakan intelijen. Karena tema yang dibawa terkait counter intelligent.

Disini kita bisa membuka mata bahwa semua kejadian-kejadian besar yang ada di Dunia ini tidak hanya terjadi secara kebetulan. Tetapi memang ada goal berupa kepentingan dari masing-masing pemilik kekuasaan.

Pembicara yang juga merupakan Komisi I DPR RI, bidang Pertahanan dan Intelijen. Dari pembicara bisa kita mendapatkan ilmu dari sumber yang memang mengetahui keadaan dunia dalam sisi keintelijanan.

Kemudian menjadi pertanyaan terakhir bagi kita. Kapan kita bisa berhenti menunggu pemuda tersebut? Sehingga bangsa taklagi mengalami kerinduan yang mendalam.

Sampai kapan?

Sampai kita telah siap!

Mari persiapkan diri kita, seandainya tidak paling tidak kita pernah berjuang!

#PemudaYangDiRindukanBangsa
#PKMUNJ2016

-Miqdad Ramadhan, Teknik mesin 2013
                

Wednesday, June 1, 2016

Kejayaan mungkin sudah tak erat lagi kami genggam
Tetapi diantara mimpi yang telah kami ukir menyaksikan bahwa ini akan tiba
Sejalan dengan harapan harapan yang telah tercipta

Menyisakan cacian dan ketidakmungkinan
Yang dimunculkan oleh manusia manusia lainnya
Tapi inilah jalan yang telah terukir
lebih panjang dan lebih menyulitkan
Lebih lebar dan lebih menyakitkan

Inilah dia yang dulu aku harapkan
Hingga disaat terwujud aku ternyata sedikit ketakutan untuk menerimanya

Inilah dia diantara harapan yang menyisakan harapan dan cinta

Saturday, April 30, 2016

Terkadang aku terlelah
Di balik gemintang yang memperhatikan bahwa aku bersembunyi di dalam kelelahan ku yang mendalam
Karena itu aku menulis
Mencari nikamatnya dunia
Karena semakin aku merasakannya semakin menyesakkan saja dunia ini

Teman sejati terkadang datang dengan hujatan
Atau yang terkadang kita sangka adalah sahabat ternyata hanya tempat tertawa dan bergai canda
Bukan yang benar-benar siap merasakan

Tapi aku sadar betul bahwa inilah kehidupan yang harus aku hadapi
menghadapi pahitnya
menikmati manisnya
menjadikan nya ada
diantara banyak bunga yang diharapkannya tetap ada dan terus memberikan wangi yang bermanfaat bagi semua

kemudian apakah masih ada harapan bagi kelelahan ini untuk menghilang menjauh
menghadapi segalanya dengan kelelahan berat, sungguh berat
apalagi ditambah menghadapi sesuatu yang kita tau lemah sekali dalam hal itu

inilah manusia yang ada diantara penantiannya

karena hidup dasarnya hanya tentang penantian untuk menunggu kematian




Kemudian barisan pemikiran menghampiri dunia yang saat ini sudah melemah. Kenapa melemah? Karena dunia saat ini tidak mengambil kekuatan terkuat. Manusia semakin sombong memperlihatkan dirinya sendiri. Berdiri diatas keadaannya. Sedangkan mereka adalah kelemahan itu sendiri. Sedangkan kekuatan yang sebenarnya mereka telantarkan ditengah kesempitan yang melanda.
Itulah kenapa saya menyebut dunia ini lemah

Lahaula wala Quwwata illa BilLah
Tiada daya upaya selain kekuatan dari Allah

Allah yang Maha kuat. Dan menjadi sumber kekuatan. Itulah kenyataannya, tetapi manusia mulai tak sadar itu semua. Kemudian menghamburkan dunia nya. Dan berjalan seakan merekalah yang paling berdaya. Kemudian membuat penilaian-penilaian nya sendiri tentang dunia.

Saya katakan sekali lagi bahwa ini adalah kematian yang akan menyambut manusia. Kemudian dengan bangganya manusiaitu mencampakkan orang-orang beriman. Seakan mereka adalah sampah bagi zaman.

Inilah kita saat ini sudah tak acuh lagi. Kemudian menginjakkan keimanan dibawah kaki kita. Dan berjalan mengelilingi dunia dengan kepala terangkat. Sedangkan hati kita hitam legam karena tercemar oleh noda-noda dunia.

Kemudian kamu masih mau berkata apa?

Sedangkan Allah sudah kita gadaikan dengan citra dari mata manusia. Dan tak lagi mendekat kepadanya. Inilah kenapa dunia semakin dan semakin melemah.

Kemudian kamu masih mau berkata apa?

Sedangkan kekuatan itu tak kita ambil. Kita biarkan, dan tak mendekat kepada sumber kekuatan. Ya Allah betapa sombongnya kami.

Maka ambillah kekuatan kita dengan cara mendekati Sang Sumber Kekuatan
Kemudian dari sana kita berangkat untuk menguatkan Dunia


Saturday, April 2, 2016


Tahun ketiga ku mengikuti acara TER sungguh memberikan dampak yang luar biasa. Cinta yang semakin mendalam. Dan melihat kesungguhan di mata para peseta menjadikan bara yang kadang redup menyala semakin, bagai matahari pagi, cerah tapi tak terik. Cahaya yang menyejukkan.

Menyaksikan kalian menjadikan langkahku semakin cepat. Dan aku merasakan bahwa perubahan bangsa ini bisa dipercepat. Mengapa? Karena memang awal dari perubahan itu bias diawali dari pendidikan. Siapa yang tidak memperhatikan pendidikan. Maka siap-siap saja akan menjadi orang yang terbelakang.

Percayalah rekan-rekan baruku bahwa dunia ini masih bertahan baik karena masih ada orang yang memperhatikan pendidikan. Andaikan semua sudah tak peduli maka sudah sejak lama dunia ini hancur. Dan terpuruk di dalam keterbelakangan.

Coba kita berpikir lebih dalam lagi. Maka akan kita temukan bahwa disetiap bait perjuangan. Maka akan kita temukan orang-orang yang bertahan di belakang layar untuk menjaga kualitas manusia. Dan aku berharap bahwa kita adalah orangnya.

Saya yakin dan percaya bahwa kita dipertemukan di TER ini bukan karena kebetulan. Tetapi memang ditakdirkan kita dipertemukan untuk berbagi cinta dan kebahagiaan. Karena dunia akan menjadi hambar tanpa cinta. Dan dunia akan menjadi gelap gulita apabila setiap manusia salah mengartikan kebahagiaan.

Maka cinta adalah pergerakan
Maka Kebahagiaan adalah perjuangan

Hidup Pendidikan Indonesia!!


-Miqdad Ramadhan, Kapten Eduwa Garda 7

Sunday, March 27, 2016

Melewati cahaya yang indah di pagi ini
Melewati angin yang semilir di pagi hari
Sehingga nyaman menginjakkan kaki di dunia yang fana ini

Disini memang indah dikarenakan aku tak berdiri sendiri
Disini memang indah karena aku berada diantara airmata keikhlasan
Disini memang indah karena kita bisa mengukir masa depan yang lebih menenangkan

Karena kita memang bukan manusia yang penuh ambisi dan tak suka berkompetisi
Kita lebih suka duduk harmonis dengan cantik tanpa ada yang mengusik
Karena disini memang indah dan menenangkan

Asalkan seperti ini maka setiap tantangan akan dihadapi dengan percaya diri dan ketenangan yang mendalam
Sehingga kita tak ada lagi yang mau menganggap bahwa ada yang lemah
Karena memang manusia ditakdirkan untuk bersama-sama

Memang disini indak dan sejuk sehingga angin kuat pun menjadi angin yang menghidupkan
Aku suka ini semua

Mata manusia telah tertutup oleh debu-debu kehinaan. Pandangan manusia telah kelabu. Sehingga penglihatannya menjadi buram dan tak jernih. Segalanya terlihat menjadi buruk rupa dan hina.
Mata manusia hanya fokus untuk melihat keburukan dan kelemahan yang lainnya. Sehingga semua kita hinakan. Dan membuat diri sendiri menjadi lebih baik dari yang lain.
Kemudian kalian semua bertanya. Kenapa kita tak berkembang? Karena memang kita semua tak memberikan kesempatan untuk kita berkembang.
Kemudian kalian semua bertanya. Kenapa kita bertahan dalam kondisi yang sama dan tak terjadi perubahan? Itu karena kita membuat yang lain berhenti.
Masih saja bertanya? Kenapa tak ada yang melonjak dahsyat? Dan semua berjalan dengan tak terarah. Karena memang kita semua yang menciptakan kondisi ini.
Kita biarkan orang sibuk melihat kelemahan nya. Sehingga mereka terlupa bahwa mereka memiliki kelebihan. Kita telan mereka dengan kritikan. Sehingga mereka lupa untuk berkembang. Kita injak mereka dengan persepsi buruk. Sehingga mereka lupa bahwa mereka adalah orang yang baik.
Andaikan burung tau. Mungkin mereka akan tertawa. Karena orangtua merekapun tak pernah menyuruh mereka untuk berenang. Sehingga mereka akhirnya terbang bebas dan tak sibuk belajar berenang.
Andaikan para ikan tau. Mereka pasti akan tertawa. Karena mereka tak pernah diajarkan untuk terbang.
Hingga kura-kura pun akan tertawa. Karena persepsi kita terhadap mereka lambat. Tapi mereka tak ambil pusing. Karena mereka cepat berenang.
Kemudian kita bertanya. Adakah manusia yang diberikan memang terhina?