Wednesday, September 10, 2014

Kuatkan Dasar dan Berkarya



Kuatkan Dasar dan Berkarya

            Saat ini terjadi fenomena yang cukup menyedihkan yaitu ketika umat muslim berislam tetapi malu dalam melaksanakannya. Ada yang perlu dipertanyakan pada setiap hati-hati muslimin. Keadaannya sekarang kita sebagai muslim mengalami kekhawatiran, terlalu inferior. Dan pandangannya semakin melemah. Seakan pemikiran orientalis, liberalis, sekuleris, dan lain-lain di anggap lebih ilmiah dan bahkan di pandang lebih bisa dijadikan patokan sebagai dasar dalam pemikiran. Sehingga seringkali kita sebagai umat muslim menjadi bingung dalam bersikap. Padahal seharusnya dalam setiap kondisi kita harus jelas dalam bersikap.
            Dalam fiqhul mauqid (fiqh bersikap) dijelaskan bahwa hal yang harus menjadi dasar kita dalam bersikap harus sesuai Al-qur’an dan sunnah. Dan kemudian ketika kita salah dalam bersikap maka jangan terbiasa melakukan pembenaran. Karena melakukan pembenaran hanya menghasilkan hal-hal munkar lainnya.
            Dan hal yang paling disayangkan saat ini adalah jiwa kita terpenjara dan tidak menjadi orang yang Hurriyah (merdeka). Harus kita pahami bahwa kemerdekaan itu berarti bermakna tidak terikat keadaan terhadap manusia. Dan tidak ada ketaatan kepada manusia kecuali karena ketaatan kepada Allah. Maka oleh karena itu pemikiran manusia jangan dijadikan landasan dalam berpikir. Karena itu menyebabkan kita terpenjara
            Kemudian ingin saya jelaskan bahwa hal yang paling berbahaya adalah ketika mindset (dasar) dalam kita berpikir sudah terjajah. Sehingga seringkali mindset kita sudah terkontaminasi dan sudah tidak murni lagi. Maka kurang kuat pondasi ini menyebabkan kita menjadi lemah dan tak berdaya. Sehingga ketika di dalam perang kompetensi saat ini yang berwujud ghazwul fikr kita menjadi lemah dan tak memiliki kekuatan yang kuat. Jadi ketika kita diserang dalam pemikiran kita tidak bisa melakukan counter attack.
            Maka dari itu saat ini umat muslim harus mulai melangkah. Dan mulai menyusun batu-batu pondasi kekuatan. Jadi dalam tahap penguatan yang harus kita lakukan pertama kali adalah menguatkan mental dan percaya bahwa islam lah yang paling benar. Setelah mental kita yang kuat kemudian kita bangun dengan meningkatkan keilmuan . Maka setelah keilmuan kita kuat jangan lagi menjadi tim yang bertahan. Maka siap-siaplah untuk menyerang. Karena pertahan terkuat itu sendiri adalah menyerang. Maka ketika kita menyerang pemikiran islam pun menjadi tersebar dimasyarakat dan menjadi dasar pemikirannya.
            Mukmin yang kuat lebih dicintai daripada muslim yang lemah. Karena sekarang sudah memasuki perang kompetensi, maka dari itu apabila ingin menjadi mukmin yang kuat mindset berpikirnya. Dan itu harus dilandasi dengan cara mencintai ilmu dan pemahaman yang kuat atas segala sesuatu. Dan memiliki hasrat dalam menimba ilmu. Kemudian setelah itu mulailah menjadi solusi bagi umat.
Kemudian kita harus menanyakan pada diri sendiri. Apakah kita yakin apakah islam adalah kebenaran?  Apabila telah yakin buat apa menunggu-nunggu lagi. Mulai menerapkan sistem islam dalam kehidupan kita. Apabila sudah menegakkan syariat islam di dalam hati-hati kita maka syariat islam akan tegak dengan sendirinya di dunia.. mulai kita lihat kembali konsep-konsep islam, maka kan kita temukan keindahan yang luar biasa. Begitu sempurna dan membawa ketenangan. Dimulai dari islam yang sangat menghargai ilmu hingga penerapan karakter yang sangat komprehensif kedalam jiwa.
Coba kita perhatikan apabila kita memiliki kesalahan dalam mindset berpikir. Maka ini akan menambah kembali list-list permasalahn yang harus kita hadapi. Maka seringkali kita terjadi miss konsepsi terhadap satu muslim dengan muslim yang lain. Dan ini menyebabkan perpecahan yang berkepanjangan. Salah satu fenomena yang harus kita hadapi adalah terlalu sering menyalahkan. Kuat sekali menyalahkan teman sesame muslim. Tetapi ketika dihadapkan dengan barat kita menjadi orang yang legowo.
Permasalahan masalah selanjutnya adalah krisi pola pikir . Maka sebagai masyarakat kita seringkali sulit menerima hal-hal yang baru kita dengar. Jadi ketika ada ijtihad baru dari ulama kita sulit sekali menerima.
Jadi setiap permasalahan itu berawal dari salahnya dasar pemikiran kita. Pondasi yang lemah menyebabkan perpanjangan masalah yang terus menerus menghasilkan permasalahan baru. Apabila kita tidak segera bertindak maka permasalah baru akan terus muncul. Dan kita hanya sibuk dengan masalah internal sesama muslim. Padahal tanpa kita sadari pemikiran-pemikiran barat semakin menyebar. Bahkan ke dalam dunia pendidikan.
Adik-adik kita, anak-anak kita diajarkan dengan pola pendidikan yang salah. Bahkan buku-buku tentang sistem pendidikan islam sulit sekali kita temukan di toko buku yang tersebar. Untuk memperlihatkan luar biasanya islam coba kita perhatikan bahwa islam mampu melahirkan ulama-ulama yang multi intelligence. Ketika islam mengalami kejayaan dan mampu mengatur dunia, maka kita lihat ulama-ulama yang memiliki banyak sekali kemampuan dalam konsentrasi ilmu. Selain mereka ahli hadits seringkali mereka adalah orang-orang yang juga ahli dalam ilmu-ilmu science.
Inti dari tulisan ini adalah bahwa kita harus menguatkan budaya keilmuwan dan munguatkan pondasi-pondasi cara kita berpikir, sehingga ilmu apapun yang hinggap di dalam pikiran kita bisa kita cerna secara matang. Karena bisa tau ideologis yang mengusai dunia itu ketika sumber daya manusianya sudha menghormati ilmu.
Sekian, wallahua’lam bishawab

0 comments:

Post a Comment