Tuesday, September 30, 2014

Muslim Adventure 2014

Tanggal 26-29 September menjadi hari yang berwarna bagi saya. Hari-hari yang takkan terlupakan sepanjanag usia. Bertemu dengan kader-kader baru teknik yang semoga lebih baik dari saya. Tiga hari yang sangat berarti. Walau lelah terasa tapi semua itu sungguh sangat terganti. Villa Baladegana, Gunung Geulis menjadi saksi pertemuan kita atas nama Illahi. Barakallah ikhwan wa akhawati fillah. Selamat datang di FT.Fakultas Teknik. Fakultas Tarbiyah. Semoga antum bisa menjadi generasi yang rabbani.

Banyak hal telah kita lakukan di saat momen Muslim Adventure #Chapter2. Saya sangat mengingat dimana canda tawa menghiasi saat kita senam pagi. Walau gerakkan yang kita lakukkan hanya untuk menghangati tubuh yang dihinggapi dingin pagi.

Jangan sampai lupa nih sarapan ayam di hari pertama yang menggugah selera. “Baru kali ini acara pelatihan bisa makan ayam” pikirku dalam hati. Top markotop buat tim konsumsi. Kebahagiaan menyelimuti hati saya walau peserta nya dalam grafik tahun lalu menurun tetapi semoga bisa berkualitas dan mumpuni nantinya.

Tak lupa juga nih materi dari Ustadz Farid Nu’man yang pembawaan nya lucu tapi sangat berarti. Bagaikan membentangkan kitab-kitab di depan mata kita. Sungguh ilmu itu bisa membuka mata kita  dan semoga pertemuan beberapa jam dengan Ustadz Farid Nu’man bisa membuat para peserta lebih mengerti islam. Dan mengetahui pentingnya Tarbiyah Islamiyah. Materi dari Ustadz Akmal Sjafril juga ga kalah menarik nih dengan judul Psychology War dalam bahasa arab Ghazwul Fikri. Walau di awal-awal peserta telihat lelah karena banya kegiatan sejak pagi tetapi lama-kelamaan mereka tersadari bahwa saat ini telah terserang langsung ke dalam pola pikirnya. Dengan fakta-fakta yang disampaikan oleh Ustadz Akmal Sjafril membuat para peserta semakin sadar dan terlihat dari aura dan sorot mata mereka bahwa mulai tertanam dalam hati mereka ingin melakukan perbaikan. Inilah PR kita semua bahwa kita telah diserang langsung ke dalam pola pikir kita. Dan media massa dan juga sarana pendidikan pun sudah tak menjadi media dari penyerangan pola pikir tersebut. Dan kemudian sesi tanya jawab menjadi ramai dengan pertanyaan para peserta. Semoga atas materi Ustadz Akmal Sjafril tersebut bisa membuka mata dan hati para peserta.

Ada juga nih agenda yang sangat menarik dan dipenuhi canda tawa. Di alam terbuka malam hari diadakan Pensil (pentas seni islami) penampilan peserta yang lucu dan menarik perhatian membuat suasana menjadi riuh renyah. Apalagi dewan juri dan mc yang lucu-lucu. Walau dipenuhi suasana canda tawa terkadang ada penampilan peserta yang membuat kita terdiam khidmat. Ada-ada aja lah pokoknya di MA.

Terbangun di pagi hari ba’da qiyamul lail. Ustad Dany Agustian membuka hari dengan muhasabah penuh khidmat. Masih teringat di benak saya muhasabah diawali dengan pengingatan bahwa nikmat Allah yang begitu banyak dan seringali kita menginkarinya. Ya Allah. Semoga kami terus diberikan kesempatan untuk introspesi diri dan meminta ampun. Dan juga lantunan lagu “Bunda” yang membuat suasana muhasabah semakin mendayu merdu. Memang sangat di perlukan saat-saat untuk mencari ketenangan sejenak dengan bermuhasabah.

Lanjut terus nih MA hari ketiga…

                Materi dari Ustadz Syakriruddin tentang Karakter Muslim Sejati menyambut pagi mereka . Semoga menambah semangat mereka untuk menjadi lebih baik ke depannya..

Abis sarapan nih langsung outbond yang telah dipersiapkan oleh tim acara. Tak berhenti tawa saya karena melihat tingkah laku para peserta. Semoga Ukhuwah mereka semakin erat dengan berbagai games outbond yang telah disediakan. Lanjut lagi nih Tracking dan mentoring di alam terbuka. “Nikmat Allah mana lagi kah yang kamu dustakan?” sambil mentoring menatap indahnya pemandanga pegunungan.

Terakhir nih sedikit permasalahan karena transportasi tak kunjung datang membuat sedikit kekecewaan. Tapi tak mengapa lanjut terus. Waktu kosong kita diisi dengan games-games seru antara panitia dan peserta. Tawa tak henti. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 dan transportasi jemput pun datang. Dan ahirnya kita sudahi dan kembali lagi ke Jakarta

Walau hanya tiga hari acara ini berlangsung tetapi saya sangat berharap kebermanfaatannya bisa sepanjang hidup kalian semua wahai kader-kader baru FT. Walau tak banyak yang bisa saya persembahkan semoga bisa menjadi cahaya di tengah kegelapan yang bisa membuat dan membangun generasi yang lebih baik ke depannya. Semoga pertemuan kita bisa berhujung dengan pertemuan kita di SyurgaNya.

Sekian, Semoga Bermanfaat

Miqdad Ramadhan | 30 September 2014



Tenggelam dalam suasan maghrib yang syahdu dan sangat berarti
Lirih-lirih suara manusia masih terdengar meramai
 Kemudian seorang manusia yang tak memiliki kelebihan duduk sendiri menikmati hari
 Sambil berpikir apakah dia benar-benar memiliki arti
Karena seringakali ia beranggapan bahwa dirinya benar-benar tak ada manfaat bagi negri ini
 Apa yang bisa dia berbuat menghadapai negri yang sulit sekali untuk diperbaiki
Dia hanya berkeinginan untuk merasakan lingkungan yang madani, seperti yang diharapkan nya sejak dini
 Seringkali dia ingin berlari menjauh sendiri. Menikmati syahdu kenikmatan ketenangan dalam sepi
Dibalik senyuman yang kadang tak berarti
 Dia mengakui bahwa dirinya memang takut menghadapi berbagai rintangan silih berganti
Dia mengakui bahwa hatinya belum kuat untuk keihlasan yang murni
Dia mengakui bahwa tak ada yang sempurna dari kepribadian diri
Rentan sekali
Satu persatu rintangan tak dapat dia hadapi
Apalagi masih banyak hal-hal yang belum dapat dia sudahi
Klise-klise indah perjalanan hidupnya datang mengampiri
Tentang indahnya mimpi
Tapi hati tak dapat dibohongi
Untuk apa dia bergerak sendiri
Lagi-lagi dia mengakui
Dia lebih suka menyendiri di balik tirai pribadi
Karena takut menghadapai dunia yang terus menyeringai membumbui
Ini dia aku dalam sendiri

Berharap untuk lebih kuat dan berarti

Miqdad Ramadhan | 30 Septemer 2014

Wednesday, September 10, 2014



Kuatkan Dasar dan Berkarya

            Saat ini terjadi fenomena yang cukup menyedihkan yaitu ketika umat muslim berislam tetapi malu dalam melaksanakannya. Ada yang perlu dipertanyakan pada setiap hati-hati muslimin. Keadaannya sekarang kita sebagai muslim mengalami kekhawatiran, terlalu inferior. Dan pandangannya semakin melemah. Seakan pemikiran orientalis, liberalis, sekuleris, dan lain-lain di anggap lebih ilmiah dan bahkan di pandang lebih bisa dijadikan patokan sebagai dasar dalam pemikiran. Sehingga seringkali kita sebagai umat muslim menjadi bingung dalam bersikap. Padahal seharusnya dalam setiap kondisi kita harus jelas dalam bersikap.
            Dalam fiqhul mauqid (fiqh bersikap) dijelaskan bahwa hal yang harus menjadi dasar kita dalam bersikap harus sesuai Al-qur’an dan sunnah. Dan kemudian ketika kita salah dalam bersikap maka jangan terbiasa melakukan pembenaran. Karena melakukan pembenaran hanya menghasilkan hal-hal munkar lainnya.
            Dan hal yang paling disayangkan saat ini adalah jiwa kita terpenjara dan tidak menjadi orang yang Hurriyah (merdeka). Harus kita pahami bahwa kemerdekaan itu berarti bermakna tidak terikat keadaan terhadap manusia. Dan tidak ada ketaatan kepada manusia kecuali karena ketaatan kepada Allah. Maka oleh karena itu pemikiran manusia jangan dijadikan landasan dalam berpikir. Karena itu menyebabkan kita terpenjara
            Kemudian ingin saya jelaskan bahwa hal yang paling berbahaya adalah ketika mindset (dasar) dalam kita berpikir sudah terjajah. Sehingga seringkali mindset kita sudah terkontaminasi dan sudah tidak murni lagi. Maka kurang kuat pondasi ini menyebabkan kita menjadi lemah dan tak berdaya. Sehingga ketika di dalam perang kompetensi saat ini yang berwujud ghazwul fikr kita menjadi lemah dan tak memiliki kekuatan yang kuat. Jadi ketika kita diserang dalam pemikiran kita tidak bisa melakukan counter attack.
            Maka dari itu saat ini umat muslim harus mulai melangkah. Dan mulai menyusun batu-batu pondasi kekuatan. Jadi dalam tahap penguatan yang harus kita lakukan pertama kali adalah menguatkan mental dan percaya bahwa islam lah yang paling benar. Setelah mental kita yang kuat kemudian kita bangun dengan meningkatkan keilmuan . Maka setelah keilmuan kita kuat jangan lagi menjadi tim yang bertahan. Maka siap-siaplah untuk menyerang. Karena pertahan terkuat itu sendiri adalah menyerang. Maka ketika kita menyerang pemikiran islam pun menjadi tersebar dimasyarakat dan menjadi dasar pemikirannya.
            Mukmin yang kuat lebih dicintai daripada muslim yang lemah. Karena sekarang sudah memasuki perang kompetensi, maka dari itu apabila ingin menjadi mukmin yang kuat mindset berpikirnya. Dan itu harus dilandasi dengan cara mencintai ilmu dan pemahaman yang kuat atas segala sesuatu. Dan memiliki hasrat dalam menimba ilmu. Kemudian setelah itu mulailah menjadi solusi bagi umat.
Kemudian kita harus menanyakan pada diri sendiri. Apakah kita yakin apakah islam adalah kebenaran?  Apabila telah yakin buat apa menunggu-nunggu lagi. Mulai menerapkan sistem islam dalam kehidupan kita. Apabila sudah menegakkan syariat islam di dalam hati-hati kita maka syariat islam akan tegak dengan sendirinya di dunia.. mulai kita lihat kembali konsep-konsep islam, maka kan kita temukan keindahan yang luar biasa. Begitu sempurna dan membawa ketenangan. Dimulai dari islam yang sangat menghargai ilmu hingga penerapan karakter yang sangat komprehensif kedalam jiwa.
Coba kita perhatikan apabila kita memiliki kesalahan dalam mindset berpikir. Maka ini akan menambah kembali list-list permasalahn yang harus kita hadapi. Maka seringkali kita terjadi miss konsepsi terhadap satu muslim dengan muslim yang lain. Dan ini menyebabkan perpecahan yang berkepanjangan. Salah satu fenomena yang harus kita hadapi adalah terlalu sering menyalahkan. Kuat sekali menyalahkan teman sesame muslim. Tetapi ketika dihadapkan dengan barat kita menjadi orang yang legowo.
Permasalahan masalah selanjutnya adalah krisi pola pikir . Maka sebagai masyarakat kita seringkali sulit menerima hal-hal yang baru kita dengar. Jadi ketika ada ijtihad baru dari ulama kita sulit sekali menerima.
Jadi setiap permasalahan itu berawal dari salahnya dasar pemikiran kita. Pondasi yang lemah menyebabkan perpanjangan masalah yang terus menerus menghasilkan permasalahan baru. Apabila kita tidak segera bertindak maka permasalah baru akan terus muncul. Dan kita hanya sibuk dengan masalah internal sesama muslim. Padahal tanpa kita sadari pemikiran-pemikiran barat semakin menyebar. Bahkan ke dalam dunia pendidikan.
Adik-adik kita, anak-anak kita diajarkan dengan pola pendidikan yang salah. Bahkan buku-buku tentang sistem pendidikan islam sulit sekali kita temukan di toko buku yang tersebar. Untuk memperlihatkan luar biasanya islam coba kita perhatikan bahwa islam mampu melahirkan ulama-ulama yang multi intelligence. Ketika islam mengalami kejayaan dan mampu mengatur dunia, maka kita lihat ulama-ulama yang memiliki banyak sekali kemampuan dalam konsentrasi ilmu. Selain mereka ahli hadits seringkali mereka adalah orang-orang yang juga ahli dalam ilmu-ilmu science.
Inti dari tulisan ini adalah bahwa kita harus menguatkan budaya keilmuwan dan munguatkan pondasi-pondasi cara kita berpikir, sehingga ilmu apapun yang hinggap di dalam pikiran kita bisa kita cerna secara matang. Karena bisa tau ideologis yang mengusai dunia itu ketika sumber daya manusianya sudha menghormati ilmu.
Sekian, wallahua’lam bishawab