Wednesday, July 30, 2014

Salah satu tulisan yang terpendam.. terharu bacanya lagi

5 Tahun Kegelapan Hidupku | #CahayaLiqo

 

      Namaku adalah Miqdad Ramadhan. Sebuah do’a dari orang tua ku agar aku bisa menjadi seperti sahabat nabi yang bernama Miqdad ibn Amr. Ketika aku mencari tahu tentang sahabat yang satu ini aku menangis. Kenapa tidak,  seorang sahabat yang bahkan dititipkan salam cinta dari Allah SWT melalui Rasulullah SAW. Begitu berat tanggung jawab ku atas nama ini. Dan juga aku terlahir disebuah bulan yang paling mulia yaitu bulan ramadhan sehingga begitulah asal usul namaku. Miqdad Ramadhan. Lalu bagaimana dengan hidupku?
   
       Dalam pandanganku tak ada yang special dari hidupku. Mungkin aku di karunia oleh Allah SWT dengan kecerdasan di atas rata-rata anak biasa. Ketika SD rangking 1 dengan mudah aku dapati. Ketika SD mungkin akulah murid yang paling sering diajukan oleh guru-guru untuk dijadikan perwakilan dalam perlombaan antar sekolah. Ketika SD mungkin aku memiliki semua kemampuan yang didambakan oleh orang tua terhadap anaknya. Tapi itu semua tak berlangsung lama .
   
     Ketika kelas 6 SD aku pindah sekolah. Awalnya aku tinggal di daerah Padang, kemudian kami sekeluarga pindah ke daerah Cibubur. Semuanya berubah saat itu . Kegamanganku akan ibu kota Indonesia merusak arus aman hidup. Ketika itulah aku mulai “melihat dunia”. Aku mulai menjadi liar bahkan orang tua ku pun tak bisa mengaturku. Aku menganggap diriku bebas. Aku menganggap inilah diriku tak ada yang bisa mengaturku.
    Saat itulah sifat terburuk yang seharusnya tidak dimiliki seorang hamba muncul yaitu “sombong”. Sifat yang bahkan membuat iblis menjadi makhluk paling tersesat. Sifat terburuk yang bahkan membuat seseorang tak bisa masuk ke dalam surgaNya . Kecerdasan ku membuat aku menjadi menyepelekan banyak hal. Bahkan sering kali berdebat dengan guru tentang pelajaran.
       Bukan hanya itu aku pun terbawa arus-arus lingkungan. Awalnya dimulai dengan sering bermain game online. Lama-lama aku mulai mencoba merokok. Bahkan pulang malam sudah menjadi biasa. Pacaran pun sudah ku coba. Ini berlangsung 5 tahun. Aku menyebutnya 5 tahun kegelapan dalam hidupku.
    Tapi Alhamdulillah mungkin berkat do’a orang tuaku aku terjaga dari minum-minuman beralkohol walaupun sudah banyak teman-temanku (sekarang aku berpikir mereka mungkin bukanlah teman) yang mabuk di depan mataku bahkan mengganja di depan mataku. Dan mungkin juga berkat do’a orang tuaku aku tidak pernah melakukan hal yang tidak-tidak dengan wanita.
     Nah, pada suatu saat, ketika aku menginap dirumah seorang temanku, Abi (bapak ku) datang mengetuk pintu. Entah tau darimana dia rumah temanku ini. Dia datang dengan berjalan kaki. Dia menyuruh ku untuk datang ke liqo (dari kecil sebenarnya aku pernah di ikutkan bersama teman-teman abi) dengan terpaksa aku ikut dengan imbalan 20 ribu.
   Pada pertemuan pertama liqo tidak ada yang special. Minggu kemudian aku mengajak teman yang dirumahnya aku menginap. Dengan mudah dia mau, “teman yang luar biasa” . Akhirnya setiap minggu kami rutin datang ke liqo. Tanpa terasa hidup ku mulai berubah jalur. Ketika di sebuah bulan Ramadhan aku iktikaf ketika itulah hidayah datang. Tindakan paling mengejutkan yang aku lakukan adalah menyudahi hubungan dengan pacarku. Banyak sebagian teman-teman ku yang menertawakan ku karena ketika mereka bertanya apa alasan aku menyudahi hubungan dengan pacarku aku menjawab : ”Takut pada Allah”. Sudah lah aku tak memikirkan kata-kata mereka.
       Kemudian satu persatu teman di kelas aku ajak untuk liqo bersama ku. Nah ketika inilah banyak cobaan kesabaran yang aku hadapi. Ada yang banyak alasan. Bahkan ketika teman yang pertama kali aku ajak itu sakit aku hanya berdua dengan seorang anak kader. Bertiga dengan Murabbi. Semakin lama aku menjalani ini semakin ringan akhirnya ada 5 orang teman sekelasku yang ikut liqo.
        Nah, suatu saat aku pun berpikir bagaimana kalau aku membina adik kelas ku. Aku pun bertanya pada seorang Bu guru (guru yang luar biasa) : ”Bagaimana kalau aku membina adik kelas ku bu?”. Dia menjawab dengan antusias “Wah bagus itu”. Akhirnya perjuangan baru di mulai. Cobaan bagaimana mengajak orang. Bagaimana mengumpulkan adik kelas. Tapi semuanya berkahir manis. Kini di sekolahku ada sekitar 6 kelompok mentoring. Yang putri di pegang oleh kakak ku. Dan yang putra dipegang oleh aku dan teman-temanku (kali ini teman yang sebenar-benarnya). Perjuangan kami pun terus berlanjut sampai saat ini.
   Begitulah cerita perjalanan hidupku. Aku pun terus belajar  dan belajar. Do’akan kami-kami ini bisa menjadi pewaris negri ini. Bisa menjadi perubah Negara ini menjadi lebih baik. Menjadi “Agent of Change”. Do’akan kami generasi muda ini selalu di berikan hidayah agar bisa melanjutkan perjuangan ini.

Miqdad Ramadhan , Minggu 24 Maret 2013
http://www.pkspiyungan.org/2013/03/5-tahun-kegelapan-hidupku-cahayaliqo.html

0 comments:

Post a Comment