Friday, October 24, 2014


 Hati adalah sumber permata yang paling berharga. Ketika jiwa tak mampu merasakan banyak hal dan hanya mengejewantahkan dalam bentuk logika. maka akan banyak yang terzalimi dan tak berharga. Dan hati lah yang berfungsi untuk mengartikan dari perasaan yang menjadi alat ukur dalam merasakan. Maka bila hati berfungsi itu akan menjadi hal yang sangat berharga. Emas dan permata tak ada artinya. Karena hatilah yang mengartikan kebahagiaan itu sendiri.

Friday, October 17, 2014

 Memahami dari kondisi bangsa Indonesia yang semakin jauh dari nilai-nilai. Ketika para terpelajar saat ini terlupakan apa hakikat belajar itu sendiri. Akhirnya para pelajar terjebak dengan kungkungan nilai-nilai pembukti bahwa mereka berhasil atau tidak. Tetapi banyak sekali yang terlupa bahwa etika telah digadaikan untuk mengejar materi yang menekan. Kini bangsa sudah tak lagi terdidik. Sangat jauh dari nilai.

Sungguh bangsa ini akan menghadapai banyak persoalan ke depan tetapi kenapa para pelajar hanya diajari soal-soal ujian. Kurikulum hanya menjadi formalitas yang terpenjara dalam standar operasionalnya tetapi minim makna. Bukan menyalahkan para perancangnya. Hanya merasa itu belum maksimal dalam pelaksanaannya.

 Akhirnya pendidikan formal tak memberi arti yang mendalam ke dalam jiwa. Bahwa pendidikan kini telah kehilangan maknanya. Apakah hanya hasil raport yang menjadi patokannya? Pendidikan menjadi lahan untuk sorak sorai penggembira. Bahwa mencerdaskan bukan lagi tujuannya. Jauh sekali dari kebermaknaannya.

 Pendidikan menurut saya bukan hanya tentang memperlihatkan kejeniusannya tetapi harus banyak melibatkan hati dan perasaan. Bahwa mendidik adalah cinta yang harus dilanjutkan untuk generasi ke depannya. Bahwa mendidik adalah rahasia dari Tuhan untuk terus berlangsungnya kebaikan di dalam perjalan kehidupan.Dan memperhatikan dari tata pola komunikasi para pelajar saat ini. Masih jauh dari nilai kesopanan. Bahwa sesungguhnya belajar itu seharusnya merubah pola komunikasi seseorang. Tapi kenapa kata kasar dan tak beradab masih sering terlontar? Apakah benar pendidikan sekarang telang kehilangan maknanya? Sekali lagi saya bertanya.

Apakah memang saya yang berbeda? Yang sangat mengharapkan sekali pendidikan yang sangat sarat makna. Bukan hanya transfer ilmu tetapi penuh dengan kekeringan jiwa. Apakah memang saya yang berbeda? Yang mengharapkan pendidikan memberikan nilai untuk menghadapi kehidupan ke depannya. Apakah hanya saya yang berbeda yang mengharapkan nilai-nilai cinta bersemi di dalamnya. Apakah memang saya yang berbeda?
               
  17 Oktober 2014  
Tulisan emosional dan tak ilmiah dari seorang insan

Tuesday, September 30, 2014

Muslim Adventure 2014

Tanggal 26-29 September menjadi hari yang berwarna bagi saya. Hari-hari yang takkan terlupakan sepanjanag usia. Bertemu dengan kader-kader baru teknik yang semoga lebih baik dari saya. Tiga hari yang sangat berarti. Walau lelah terasa tapi semua itu sungguh sangat terganti. Villa Baladegana, Gunung Geulis menjadi saksi pertemuan kita atas nama Illahi. Barakallah ikhwan wa akhawati fillah. Selamat datang di FT.Fakultas Teknik. Fakultas Tarbiyah. Semoga antum bisa menjadi generasi yang rabbani.

Banyak hal telah kita lakukan di saat momen Muslim Adventure #Chapter2. Saya sangat mengingat dimana canda tawa menghiasi saat kita senam pagi. Walau gerakkan yang kita lakukkan hanya untuk menghangati tubuh yang dihinggapi dingin pagi.

Jangan sampai lupa nih sarapan ayam di hari pertama yang menggugah selera. “Baru kali ini acara pelatihan bisa makan ayam” pikirku dalam hati. Top markotop buat tim konsumsi. Kebahagiaan menyelimuti hati saya walau peserta nya dalam grafik tahun lalu menurun tetapi semoga bisa berkualitas dan mumpuni nantinya.

Tak lupa juga nih materi dari Ustadz Farid Nu’man yang pembawaan nya lucu tapi sangat berarti. Bagaikan membentangkan kitab-kitab di depan mata kita. Sungguh ilmu itu bisa membuka mata kita  dan semoga pertemuan beberapa jam dengan Ustadz Farid Nu’man bisa membuat para peserta lebih mengerti islam. Dan mengetahui pentingnya Tarbiyah Islamiyah. Materi dari Ustadz Akmal Sjafril juga ga kalah menarik nih dengan judul Psychology War dalam bahasa arab Ghazwul Fikri. Walau di awal-awal peserta telihat lelah karena banya kegiatan sejak pagi tetapi lama-kelamaan mereka tersadari bahwa saat ini telah terserang langsung ke dalam pola pikirnya. Dengan fakta-fakta yang disampaikan oleh Ustadz Akmal Sjafril membuat para peserta semakin sadar dan terlihat dari aura dan sorot mata mereka bahwa mulai tertanam dalam hati mereka ingin melakukan perbaikan. Inilah PR kita semua bahwa kita telah diserang langsung ke dalam pola pikir kita. Dan media massa dan juga sarana pendidikan pun sudah tak menjadi media dari penyerangan pola pikir tersebut. Dan kemudian sesi tanya jawab menjadi ramai dengan pertanyaan para peserta. Semoga atas materi Ustadz Akmal Sjafril tersebut bisa membuka mata dan hati para peserta.

Ada juga nih agenda yang sangat menarik dan dipenuhi canda tawa. Di alam terbuka malam hari diadakan Pensil (pentas seni islami) penampilan peserta yang lucu dan menarik perhatian membuat suasana menjadi riuh renyah. Apalagi dewan juri dan mc yang lucu-lucu. Walau dipenuhi suasana canda tawa terkadang ada penampilan peserta yang membuat kita terdiam khidmat. Ada-ada aja lah pokoknya di MA.

Terbangun di pagi hari ba’da qiyamul lail. Ustad Dany Agustian membuka hari dengan muhasabah penuh khidmat. Masih teringat di benak saya muhasabah diawali dengan pengingatan bahwa nikmat Allah yang begitu banyak dan seringali kita menginkarinya. Ya Allah. Semoga kami terus diberikan kesempatan untuk introspesi diri dan meminta ampun. Dan juga lantunan lagu “Bunda” yang membuat suasana muhasabah semakin mendayu merdu. Memang sangat di perlukan saat-saat untuk mencari ketenangan sejenak dengan bermuhasabah.

Lanjut terus nih MA hari ketiga…

                Materi dari Ustadz Syakriruddin tentang Karakter Muslim Sejati menyambut pagi mereka . Semoga menambah semangat mereka untuk menjadi lebih baik ke depannya..

Abis sarapan nih langsung outbond yang telah dipersiapkan oleh tim acara. Tak berhenti tawa saya karena melihat tingkah laku para peserta. Semoga Ukhuwah mereka semakin erat dengan berbagai games outbond yang telah disediakan. Lanjut lagi nih Tracking dan mentoring di alam terbuka. “Nikmat Allah mana lagi kah yang kamu dustakan?” sambil mentoring menatap indahnya pemandanga pegunungan.

Terakhir nih sedikit permasalahan karena transportasi tak kunjung datang membuat sedikit kekecewaan. Tapi tak mengapa lanjut terus. Waktu kosong kita diisi dengan games-games seru antara panitia dan peserta. Tawa tak henti. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 dan transportasi jemput pun datang. Dan ahirnya kita sudahi dan kembali lagi ke Jakarta

Walau hanya tiga hari acara ini berlangsung tetapi saya sangat berharap kebermanfaatannya bisa sepanjang hidup kalian semua wahai kader-kader baru FT. Walau tak banyak yang bisa saya persembahkan semoga bisa menjadi cahaya di tengah kegelapan yang bisa membuat dan membangun generasi yang lebih baik ke depannya. Semoga pertemuan kita bisa berhujung dengan pertemuan kita di SyurgaNya.

Sekian, Semoga Bermanfaat

Miqdad Ramadhan | 30 September 2014



Tenggelam dalam suasan maghrib yang syahdu dan sangat berarti
Lirih-lirih suara manusia masih terdengar meramai
 Kemudian seorang manusia yang tak memiliki kelebihan duduk sendiri menikmati hari
 Sambil berpikir apakah dia benar-benar memiliki arti
Karena seringakali ia beranggapan bahwa dirinya benar-benar tak ada manfaat bagi negri ini
 Apa yang bisa dia berbuat menghadapai negri yang sulit sekali untuk diperbaiki
Dia hanya berkeinginan untuk merasakan lingkungan yang madani, seperti yang diharapkan nya sejak dini
 Seringkali dia ingin berlari menjauh sendiri. Menikmati syahdu kenikmatan ketenangan dalam sepi
Dibalik senyuman yang kadang tak berarti
 Dia mengakui bahwa dirinya memang takut menghadapi berbagai rintangan silih berganti
Dia mengakui bahwa hatinya belum kuat untuk keihlasan yang murni
Dia mengakui bahwa tak ada yang sempurna dari kepribadian diri
Rentan sekali
Satu persatu rintangan tak dapat dia hadapi
Apalagi masih banyak hal-hal yang belum dapat dia sudahi
Klise-klise indah perjalanan hidupnya datang mengampiri
Tentang indahnya mimpi
Tapi hati tak dapat dibohongi
Untuk apa dia bergerak sendiri
Lagi-lagi dia mengakui
Dia lebih suka menyendiri di balik tirai pribadi
Karena takut menghadapai dunia yang terus menyeringai membumbui
Ini dia aku dalam sendiri

Berharap untuk lebih kuat dan berarti

Miqdad Ramadhan | 30 Septemer 2014

Wednesday, September 10, 2014



Kuatkan Dasar dan Berkarya

            Saat ini terjadi fenomena yang cukup menyedihkan yaitu ketika umat muslim berislam tetapi malu dalam melaksanakannya. Ada yang perlu dipertanyakan pada setiap hati-hati muslimin. Keadaannya sekarang kita sebagai muslim mengalami kekhawatiran, terlalu inferior. Dan pandangannya semakin melemah. Seakan pemikiran orientalis, liberalis, sekuleris, dan lain-lain di anggap lebih ilmiah dan bahkan di pandang lebih bisa dijadikan patokan sebagai dasar dalam pemikiran. Sehingga seringkali kita sebagai umat muslim menjadi bingung dalam bersikap. Padahal seharusnya dalam setiap kondisi kita harus jelas dalam bersikap.
            Dalam fiqhul mauqid (fiqh bersikap) dijelaskan bahwa hal yang harus menjadi dasar kita dalam bersikap harus sesuai Al-qur’an dan sunnah. Dan kemudian ketika kita salah dalam bersikap maka jangan terbiasa melakukan pembenaran. Karena melakukan pembenaran hanya menghasilkan hal-hal munkar lainnya.
            Dan hal yang paling disayangkan saat ini adalah jiwa kita terpenjara dan tidak menjadi orang yang Hurriyah (merdeka). Harus kita pahami bahwa kemerdekaan itu berarti bermakna tidak terikat keadaan terhadap manusia. Dan tidak ada ketaatan kepada manusia kecuali karena ketaatan kepada Allah. Maka oleh karena itu pemikiran manusia jangan dijadikan landasan dalam berpikir. Karena itu menyebabkan kita terpenjara
            Kemudian ingin saya jelaskan bahwa hal yang paling berbahaya adalah ketika mindset (dasar) dalam kita berpikir sudah terjajah. Sehingga seringkali mindset kita sudah terkontaminasi dan sudah tidak murni lagi. Maka kurang kuat pondasi ini menyebabkan kita menjadi lemah dan tak berdaya. Sehingga ketika di dalam perang kompetensi saat ini yang berwujud ghazwul fikr kita menjadi lemah dan tak memiliki kekuatan yang kuat. Jadi ketika kita diserang dalam pemikiran kita tidak bisa melakukan counter attack.
            Maka dari itu saat ini umat muslim harus mulai melangkah. Dan mulai menyusun batu-batu pondasi kekuatan. Jadi dalam tahap penguatan yang harus kita lakukan pertama kali adalah menguatkan mental dan percaya bahwa islam lah yang paling benar. Setelah mental kita yang kuat kemudian kita bangun dengan meningkatkan keilmuan . Maka setelah keilmuan kita kuat jangan lagi menjadi tim yang bertahan. Maka siap-siaplah untuk menyerang. Karena pertahan terkuat itu sendiri adalah menyerang. Maka ketika kita menyerang pemikiran islam pun menjadi tersebar dimasyarakat dan menjadi dasar pemikirannya.
            Mukmin yang kuat lebih dicintai daripada muslim yang lemah. Karena sekarang sudah memasuki perang kompetensi, maka dari itu apabila ingin menjadi mukmin yang kuat mindset berpikirnya. Dan itu harus dilandasi dengan cara mencintai ilmu dan pemahaman yang kuat atas segala sesuatu. Dan memiliki hasrat dalam menimba ilmu. Kemudian setelah itu mulailah menjadi solusi bagi umat.
Kemudian kita harus menanyakan pada diri sendiri. Apakah kita yakin apakah islam adalah kebenaran?  Apabila telah yakin buat apa menunggu-nunggu lagi. Mulai menerapkan sistem islam dalam kehidupan kita. Apabila sudah menegakkan syariat islam di dalam hati-hati kita maka syariat islam akan tegak dengan sendirinya di dunia.. mulai kita lihat kembali konsep-konsep islam, maka kan kita temukan keindahan yang luar biasa. Begitu sempurna dan membawa ketenangan. Dimulai dari islam yang sangat menghargai ilmu hingga penerapan karakter yang sangat komprehensif kedalam jiwa.
Coba kita perhatikan apabila kita memiliki kesalahan dalam mindset berpikir. Maka ini akan menambah kembali list-list permasalahn yang harus kita hadapi. Maka seringkali kita terjadi miss konsepsi terhadap satu muslim dengan muslim yang lain. Dan ini menyebabkan perpecahan yang berkepanjangan. Salah satu fenomena yang harus kita hadapi adalah terlalu sering menyalahkan. Kuat sekali menyalahkan teman sesame muslim. Tetapi ketika dihadapkan dengan barat kita menjadi orang yang legowo.
Permasalahan masalah selanjutnya adalah krisi pola pikir . Maka sebagai masyarakat kita seringkali sulit menerima hal-hal yang baru kita dengar. Jadi ketika ada ijtihad baru dari ulama kita sulit sekali menerima.
Jadi setiap permasalahan itu berawal dari salahnya dasar pemikiran kita. Pondasi yang lemah menyebabkan perpanjangan masalah yang terus menerus menghasilkan permasalahan baru. Apabila kita tidak segera bertindak maka permasalah baru akan terus muncul. Dan kita hanya sibuk dengan masalah internal sesama muslim. Padahal tanpa kita sadari pemikiran-pemikiran barat semakin menyebar. Bahkan ke dalam dunia pendidikan.
Adik-adik kita, anak-anak kita diajarkan dengan pola pendidikan yang salah. Bahkan buku-buku tentang sistem pendidikan islam sulit sekali kita temukan di toko buku yang tersebar. Untuk memperlihatkan luar biasanya islam coba kita perhatikan bahwa islam mampu melahirkan ulama-ulama yang multi intelligence. Ketika islam mengalami kejayaan dan mampu mengatur dunia, maka kita lihat ulama-ulama yang memiliki banyak sekali kemampuan dalam konsentrasi ilmu. Selain mereka ahli hadits seringkali mereka adalah orang-orang yang juga ahli dalam ilmu-ilmu science.
Inti dari tulisan ini adalah bahwa kita harus menguatkan budaya keilmuwan dan munguatkan pondasi-pondasi cara kita berpikir, sehingga ilmu apapun yang hinggap di dalam pikiran kita bisa kita cerna secara matang. Karena bisa tau ideologis yang mengusai dunia itu ketika sumber daya manusianya sudha menghormati ilmu.
Sekian, wallahua’lam bishawab

Tuesday, August 19, 2014

          Ketika kita hidup dalam kenyamanan dan tanpa kesulitan. Dan dunia terasa datar, bahkan hampir semuanya terpenuhi. Tapi kemudian kita beranjak dewasa tanpa kekuatan. Kemudian melangkah dan seringkali bertindak kemunafikan. Bahkan kekhilafan adalah makanan keseharian. Ya Allah begitu lemahkah kami? Sehingga kami terlalu bersantai dan menjadi tak berarti. Hal-hal kecil kemudian kita perdebatkan.

Hati kemana?
Cinta kemana?
Kesabaran kemana?
Ketulusan kemana?
Kejujuran kemana?
Keikhlasan kemana?
Kesabaran kemana?
Kebersihan jiwa kemana?

      Wajah-wajah kami sudah mulai berubah menjadi hitam karena tak mampu lagi menampung kekotoran jiwa. Mungkin kami melangkah di bumi ini? Karena sudah hilang kepantasan itu. Kehinaan. Ya begitu hina. Tapi berharap dimuliakan.

    Kamu salah. Dia salah. Mereka salah. Terus menyalahkan. Sekalipun tidak hati menyimpan kekotoran dan dendam yang tak terucap. Mungkin melihat senyuman pun terlihat begitu menjijikkan. Siapa yang salah? Apakah ada unsur aku?

Hiduplah wahai jiwa!

      Sungguh masih ada cinta antara kita. Hidupkanlah hati-hati kita. Saksikanlah kebenaran itu milik Allah. Maka kita bersama-sama untuk membangun keharmonisan. Lupakanlah pembenaran atas setiap tindakan yang kita lakukan. Bukan sebuah aib menyatakan kesalahan. Sudah cukup melihat pemandangan tentang kemunafikan. Saya salah. Nyatakan, kemudian tenang.

      Kemudian lahirlah jiwa-jiwa pemberani yang penuh dengan hawa keksatriaan dan menerjang kehidupan. Keluarlah dari kenyamanan. Dan sorotan mata pun bisa menjadi kekuatan. Kemudian jiwa terbang menembus keterbatasan. Ya kebersamaan dalam cinta tanpa keputusasaan. Maka kamilah yang ditakdirkan. Kamilah para pembela yang tak takut pada manusia. Kamilah jiwa-jiwa yang merdeka. Tak ada ketundukan pada manusia kecuali karenaNya. Kamilah dia yang akan hidup dalam ketenangan dan merebut kedamaian. Kamilah api yang takkan padam. Karena terbakar dia terbakar di hati-hati kami. Akan kami serahkan gelora ini pada generasi kami. takkan terpadamkan. Jiwa kami dingin seperti es. Tenang dan takkan tercairkan. Pribadi kami jauh tenggelam dalam kelautan hingga tak ada yang mampu menggapainya. Kesadaran kami luas bak angkasa hingga tak mampu ditidurkan. Kepala kami mendongak. Hati kami hidup. Jiwa kami tersadar.
#CoretanMalam
#PercikanCahaya

Miqdad Ramadhan | 18 Agustus 2014
 "Sesungguhnya mata tak ada artinya ketika hati tak berfungsi, sesungguhnya akal tak ada artinya ketika hati tak berfungsi. Maka lebih seringlah merasakan dengan hati"


            Coba kita perhatikan tingkah laku hewan ketika wilayah teritorial mereka semakin terpenjara. Maka kemungkinan besar mereka akan melakukan pembelaan diri. karena itu manusia bisa di serang. Apakah hewan-hewan itu disalahkan? Tentu tidak. Kita lihat di palestina yang wilayah nya telah digerogoti oleh israel dan rakyatnya pun terpenjara di daerah gaza. Kemudian ketika mereka melakukan perlawanan balik mereka malah di anggap melakukan perbuatan keji dan melanggar. Bahkan mereka di salahkan. Apa yang terjadi dengan dunia saat ini? Apakah hewan sudah menjadi lebih mulia daripada manusia? Sungguh tak terelakan lagi bahwa kebenaran sudah jauh menghilang dari asas kemanusiaan. Dan apakah kebenaran hanya datang dari yang berkuasa? Mereka manusia kawan, makhluk yang paling mulia yang diciptakan. Tapi kenapa mereka bisa dihinakan. Apakah nyawa manusia sudah tak ada artinya lagi?


        Kemana hati? Kemana akal? Tak terkirakan bahwa manusia yang berjalan di bumi ini masih memperdebatkan siapa yang salah. Pembantaian terjadi secara nyata. Dan di depan mata kita. Apa yang ada di kepala kita saat menyaksikan itu semua. Akankah kita diam. Menolong palestina sudah bukan permasalahan agama lagi. Ini adalah pelecehan secara nyata terhadap kemanusiaan. Penghinaan yang sangat besar terhadap hak asasi manusia. Apabila kita masih saja diam maka sudah dipertanyakan kemanusiaan kita. Mungkin jiwa kita sudah mati.



        Disini kita berdiri di bumi yang dianggap surga bagi dunia. Kita memiliki slogan bahwa penjajahan di atas dunia HARUS dihapuskan. Mental ksatria sudah dimiliki oleh para founding father kita. Apakah kita akan menjadi pengecut? Mari hidupkan jiwa-jiwa kita kawan. Tak ada kata diam untuk kezaliman. Sadarkan saudara-saudara kita yang belum paham tentang penjajahan ini mari berkontribusi untuk dunia yang lebih baik lagi ke depannya. Tak ada kata berhenti. Tak ada kata takut. Siapapun yang kita bahkan para penguasa sekalipun. Kebenaran memang harus disuarakan.


         Kita mungkin tidak bisa menghentikan tangisan mereka. Kita mungkin tak bisa menghentikan tank-tank yang berjalan. Kita mungkin tak bisa menghentikan peluru yang sudah melesat. Kita mungkin tak bisa mengentikan bom-bom yang sudah diluncurkan. Kita mungkin tak bisa berbuat banyak. Tetapi kita harus ikut campur atas takdir dunia. Dan lakukan apa yang kita bisa


Image result for palestina

Thursday, August 14, 2014

Edutrip Depdik-Eduwa hari ini.. 
14 Agustus 2014 

         Bermula di kampus tercinta UNJ kami dari depdik eduwa memulai perjalanan. Hari yang cerah pun mendukung perjalanan kami. Dengan bermodalkan tau-tau dikit tentang jalan kesana kami memberanikan diri untuk menempuh perjalanan. Dan mungkin akan menjadi cerita baru pada akhirnya. Perjalanan yg cukup melelahkan mungkin karena harus berganti angkot berkali-kali. 

        Tetapi semua terbayarkan ketika kami sampai di tempat tujuan. Taraaa.. Kutab Alfatih namanya. Apa sih itu !? Ini adalah sebuah sekolah untuk anak-anak berumur 5-12 tahun. Sebelum lebih lanjut mau bahas sedikit tentang latar belakang namanya nih. " Kuttab" istilah ini berawal sejak zaman Amirul Mukminin Umar ibn Khattab ra. Tetapi sebenarnya sistem nya sudah ada semenjak pasca perang badar. Ketika para tawanan ingin bebas tanpa syarat maka mereka harus mengajarkan anak-anak muslim untuk membaca, menulis dll. Tetapi di legalkan namanya pada zaman Umar ra. Dan nama itu semakin menjamur dan meluas dari zaman tabiat tabiin hingga zaman daulah umayyah, abasiyah. Dan "Alfatih" sendiri berasal dari nama julukan sultan mehmed II yg sudah di takdirkan oleh Allah membebaskan konstatinopel dari sistem zalim. Rasulullah semenjak delapan abad sebelumnya sudah bersabda bahwa konstatinopel akan di bebaskan oleh sebaik-baik pasukan dan sebaik-baik pemimpin. Widihhhh.. dari namanya saja sudah luar biasa nih sekolah. Kuttab Al-fatih 

         Nah.. apa sih yang menjadi pembeda antara kuttab dan sekolah-sekolah lainnya? Sebenarnya dari sistem sudah sangat berbeda. Terlalu panjang sebenarnya kalau saya jelaskan keseluruhan. Saya akan jelaskan sedikit saja deh yaaa. Setelah sebentar melihat kbm di kuttab. Sejak dini anak-anak sudah diajarkan bagaimana seharusnya beradab. Tak tahan saya tersenyum ketika melihat anak-anak kecil yg luar biasa akhlaknya kepada orang dewasa. Ketika menawarkan salam dengan senyum lucu mereka sungguh membangkitkan semangat bahwa masih ada harapan bagi bangsa Indonesia yang lebih bermoral ke depannya. 

      Yang paling penting adalah bahwa kuttab memperhatikan betul dua aspek penting dalam pendidikan yaitu guru dan orang tua. Gurunya pun dilakukan maintanence terus menerus. Sehingga kuttab memiliki pakem kualitas guru seperti apa. Karena guru adalah aset penting dan berpengaruh besar pada kualitas anak.. Bahkan kuttab menyelenggarakan kajian rutin kepada guru-gurunya beberapa kali seminggu. Untuk meningkatkan pengetahuan gurunya. Karena pendidik terbaik adalah yang tak berhenti belajar. Untuk orang tua murid, sebelum memasukkan anaknya ke kuttab harus memahami dulu sistem kuttab seperti apa. Dan juga melakukan beberapa perjanjian khusus dengan pihak sekolah. sehingga orang tua tidak menjadikan sekolah tersebut menjadi sekedar tempat penitipan dan pelepas tanggung jawab. Bahwa pengawasan orang tua bisa menjadi sangat penting bagi aspek kepribadian anak. 
         
          Setelah itu kami berdiskusi cukup lama dengan kepala sekolah Kuttab Alfatih cabang jati asih tersebut. Muhammad Brian Al Rasyid. Kami berdiskusi terkait pendidikan di Indonesia, bahkan dunia. Hingga membahas hakikat pendidikan. Dan juga sistem dan konsep di kuttab. Baik yang teknis maupun non teknis.

        Luar biasa pengalaman hari ini. Begitu banyak hal-hal yang ingin sekali saya sampaikan untuk menyampaikan luar biasanya konsep sekolah tersebut. 

         Ingin tau lebih jelas kunjungi saja web sekolahnya di Www.kuttabalfatih.com

  "Karena ilmu adalah cahaya, jangan rusak ia dengan kegelapan" 
   
   Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca ^^

Thursday, August 7, 2014

   Satu, Dua, Tiga Cinta

       Menurut pandangan saya banyak orang yang sudah meninggalkan penggunaan energi yang sangat penting dalam kehidupannya. Kita tau bahwa melakukan sesuatu terkadang cukup melelahkan apabila melakukan nya sendiri. Setiap manusia memiliki banyak keterbasan dalam dirinya. Makanya jangan berharap pada manusia. Maka dari itu mulailah kita menyadarkan bahwa ada sebuah energi yang sebenarnya ada disetiap individu tapi tidak dipergunakan. Mulailah menggunakan energi itu. Energi itul adalah cinta. Dan mulailah melakukan nya dengan kemurniaannya.

      Hidupkan energi itu dan mulai lah menggerakkan orang lain atas dasar cinta. Dan bukan memaksa mereka dalam kehendak kita. Kita tau bahwa setiap manusia memiliki kepribadian yang unik. Maka dari itu hidupkan energi cinta untuk mengetahui dimanakah keunikan kepribadian nya sehingga mampu melakukan kejutan potensial terhadap individu tersebut.

    Saat ini banyak ikatan-ikatan yang mengganjal memang. Sistem yang kita jalani dan rutinkan setiap harinya membuat kita terbiasa menjalankan nya tanpa makna. Dan selalu menjadi hal biasa setiap harinya . Kita tau bahwa setiap hari sebenarnya adalah mahal. Tetapi tetap saja kita banyak melalui tanpa banyak pemaknaan. Karena keterbiasaan itulah energi cinta jarang sekali digunakan. Karena memang menghidupkannya membutuhkan waktu yang lama. Dan pembiasaan yang kontinu. Tetapi inilah konsekuensinya.

    Ketika berhasil menghidupkan energi itu dan mampu menyebarkannya di segala penjuru. Maka perhatikan banyak hal yang mampu diciptakan. Melebihi kemampuan individu kita. Karena kita menghidupkan hati-hati manusia. Bayangkan apabila kita tau bahwa manusia melakukan sesuatu dengan hatinya dengan penuh pemaknaan. Maka hal-hal besar akan tercipta dengan sendirinya.

     Maka ketika api energi cinta sudah dinyalakan maka, terpercikkan cahaya ketenangan. Dan ketenangan yang luar biasa yang dapat menyibak langit. Ketenangan bagai riak di lautan tetapi  menyimpan arus deras di dalamnya. Ketenangan yang integral dalam setiap tindakan. Dan penuh pemaknaan,

#PercikanCahaya
Miqdad Ramadhan | 07 Agustus 2014

Wednesday, July 30, 2014



Kepuasan dari Sebuah Perjuangan
                “Tulisan ini ditujukan untuk adik-adik kelas ku yang tecinta #ceilaahh”

                Sebelumnya saya akan memperkenalkan sebuah kata yang sudah kita kenal tapi belum kita mengerti, yaitu “perjuangan”.Perjuangan memiliki makna yang berbeda bagi tiap individu. Ada yang merasa sudah berjuang, ada yang merasa belum berjuang , ada yang merasa sudah berjuang tetapi selalu belum merasa cukup untuk berjuang alias “unstoppable.”
                Nah, perjuangan itu menjunjung tinggi yang namanya proses bukan hasil. Semua orang pasti memiliki tujuan tapi perjuangan sendiri memiliki makna proses bisa hasilnya cepat bisa lama bisa di wujudkan oleh generasi setelah kita. Kita boleh berorientasi, malah itu diharuskan. Tapi letak orientasi itu di awal bukan seperti mimpi di siang bolong yang tak jelas pangkal dan ujungnya. Awal kita memiliki mimpi , tapi di perjalanan kita harus memikirkan bagaimana mendapatkannya. Karena itu kita harus selalu membuat Visi dan Misi.
                Untuk membahas proses yang bisa berjalan sangat panjang tadi, yang kita butuhkan adalah nafas yang panjang dan stamina yang kuat. Saya banyak melihat manusia yang memiliki mimpi yang muluk-muluk alias ketinggian tapi tak memiliki ketahanan diri pada akhirnya jatuh di tengah jalan. Sifat yang harus di miliki untuk  ketahanan ini adalah kesabaran. Kesabaran yang unlimited.
                Kita juga harus tau setiap hasil itu didapatkan dari sebuah usaha. Saya sendiri lebih bersyukur mendapatkan hasil yang sesuai dengan usaha saya. Seperti mendapatkan nilai sesuai kemampuan saya. Sebagian orang akan berusaha mendapatkan nilai yang tinggi tetapi melupakan “kejujuran” alias nyontek. Mungkin untuk orientasi nilai itu berhasil melonjakkan nilai kita. Tetapi untuk kualitas diri itu menjadi nol alias tak bernilai sama sekali.
                Saya juga akan menjelaskan sesuatu, ini tentang hukum “kekekalan energi” . “Energi masuk=Energi keluar “ atau “Faksi=Freaksi” . Nah, dilihat dari hukum ini kalian harus sadar setiap usaha yang kita lakukan itu akan sesuai dengan hasil yang kalian dapatkan. Apabila ada yang mendapatkan nilai tidak karena usahanya sendiri (ingat usahanya belajar)  maka suatu saat akan di tagih energi sesuai dengan yang kalian dapatkan bisa kita sebut “hutang energi” . Misalnya “Wah, saya dapet nilai tinggi padahal ga belajar” . Bolehlah dia mendapatkan nilai tinggi tapi setelah itu dia akan kerepotan mengejar ke tidakmengertian tentang materi plajaran.
                Jadi, jangan pernah  berhenti untuk berjuang karena setiap perjuangan pasti akan memberikan hasil. Contoh kita membaca buku (selain buku pelajaran) mungkin setelah selesai membaca tak merasakan hasilnya. Tapi tunggu beberapa saat, ilmu dari buku tersebut pasti  akan berguna.
               
Terakhir, perjuangan itu akan menghaslkan kepuasan. Kepuasan karena perjuangan itu tidak dapat dinilai kenikmatannya. Apalagi kepuasan di surga nanti karena perjuangan saat masih di dunia. Karena itu jangan pernah berhenti berjuang. SEMANGAT!
Miqdad Ramadhan | 6 Juli 2013


Persamaan dan Perbedaan
“Perbedaan itu adalah kepastian tapi membangun persamaan butuh perjuangan”
                Harus kita tau bahwa manusia memiliki sifat dan tabiat yang berbeda setiap individunya. Nah, apabila kita telusuri, ini adalah keajaiban yang luar biasa apabila peradaban manusia bisa berjalan dengan harmonis. Bagaimana cara mewujudkan keajaiban tersebut?
                Yang perlu kita pahami sekarang adalah manusia tak akan ada yang sama walaupun kembar identik sekalipun pasti memiliki perbedaan. Untuk itulah daripada kita sibuk mencari perbedaan (pasti akan ada perbedaan ) lebih baik kita mencari kesamaan. Perbedaan itu adalah kepastian tapi membangun kesamaan butuh perjuangan.
                Sekarang, kenyataan manusia berbeda terlalu sibuk mencari perbedaan. Yang kita ketahui bahwa umat islam saat ini begitu banyak tetapi bagaikan buih di lautan. Seperti hadits nabi SAW bahwa suatu saat umat manusia ini banyak tetapi bagaikan santapan bagi orang yang lapar. Itu dikarenakan satu kata yang hilang atas setiap individu yaitu “persatuan”
                Setiap manusia pasti memiliki karakter yang berbeda , dan pasti juga memiliki ide, pemikiran dan kemampuan yang berbeda. Untuk itulah islam mengajarkan ada yang namanya musyawarah. Karena setiap yang kita anggap baik belum tentu baik bagi orang lain.
                Setelah bersinggungan dengan banyak manusia kita mungkin akan mengetahui bahwa setiap manusia pasti akan bermanfaat bagi kita dan bagi agama kita. Daripada kita hanya menilai keburukan orang lebih baik kita menebar cinta dan memberikan teladan. Jangan sibuk mengurus kesalahan manusia lebih baik kita menilai kelebihan mereka.
               Manusia memiliki tingkatan sosialnya masing-masing ada yang sarjana, professor, doctor, lulusan SMA, lulusan SMP, lulusan SD bahkan ada yang tidak bersekolah. Perlu kita pahami tak mugkin  yang hanya lulusan SD mengerjakan apa yang bisa dikerjakan oleh professor. Karena itu kita tak mungkin memaksakan seseorang bisa menjadi yang seperti harapkan. Lebih baik kita membimbing manusia tetap dalam lingkungan kebaikan.
                Persatuan itu adalah nikmat yang tak terkira. Persatuan adalah hadiah dari Allah SWT. Yang kita tau ketika Khalid bin Walid dicopot dari jabatan panglima taka da niatan untuk memberontak dalam dirinya karena jiwa bersatu itu sangat ada dalam dirinya hingga berkata “Saya berperang bukan untuk Umar tetapi untuk Allah dan RasulNya”.
                Persatuan ini lah kelebihan umat terbaik generasi sahabat Rasulullah SAW . Walaupun jumlah sedikit tapi setiap individu benar-benar memili jiwa pemersatu hingga peperangan melawan jumlah yang lebih banyak pun selalu dimenangikan oleh Allah SWT

 Dan terakhir, salah satu syarat agar menjadi umat terbaik adalah setiap individu memiliki jiwa pemersatu. Apabila sudah memiliki jiwa pemersatu maka apapun konflik yang terjadi tetap terjadi keharmonisan. Karena hanya dengan bersatu kita bisa mewujudkan kemenangan yang sebenarnya. Dan bukan kemenangan yang besifat metafora dan semu. Tetapi kemenangan yang hakiki.
Surat An Nashr dan Terjemahannya


إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ ١
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا ٢
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا ٣

Artinya:
1. apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
2. dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
Janji Allah benar adanya!!
Miqdad Ramadhan @miqdadrmdhn | 06 Juli 2013